Kamis, 30 September 2010

AGAR menjadi PRIBADI yang RENDAH HATI dan DISENANGI

Ada seorang sahabat yang menemui seorang pemimpin yang alim, kaya dan sholeh.
Dia orang yang sangat sopan, terkenal menghargai setiap orang dan mempunyai pribadi yang sangat menyenangkan.
Ketika ditanya oleh sahabat tersebut apa TIPS agar dia mempunyai pribadi yang MENYENANGKAN, RENDAH HATI dan DISENANGI banyak orang, pemimpin yang sholeh itu menjawab:

” Saudara , saya SELALU mengHARGAi SETIAP ORANG, siapapun dia, dan saya SELALU mengHARGAi setiap KESEMPATAN”

  • "Jika saya berjumpa dengan ANAK-ANAK, saya menganggap anak-kanak itu LEBIH MULIA daripada saya, karena anak-kanak ini BELUM BANYAK melakukan DOSA daripada saya.”
  • ” Apabila saya bertemu dengan ORANG TUA, saya menganggap dia LEBIH MULIA  daripada saya karena dia sudah LEBIH LAMA  berIBADAH."
  • ”Jika saya berjumpa dengan ORANG ALIM, saya menganggap dia LEBIH MULIA daripada saya karena BANYAK ILMU yang telah mereka pelajari dan ketahui."
  • "Apabila saya berjumpa dengan RAKYATku, saya menganggap dia LEBIH MULIA daripada saya karena dia tidak akan DIMINTA PERTANGGUNG JAWABAN seberat saya, dan mungkin di mata Allah dia LEBIH MULIA karena lebih berTAKWA."
  • ”Apabila saya melihat ORANG JAHIL (BODOH), saya menganggap mereka LEBIH MULIA daripada saya karena mereka membuat DOSA dalam keJAHILan, sedangkan saya membuat DOSA dalam keadaan MENGETAHUI."
  • ”Jika saya melihat ORANG JAHAT, saya TIDAK menganggap kita LEBIH MULIA karena mungkin satu hari nanti dia akan INSAF dan BERTAUBAT atas kesalahannya sehingga dia DICINTAI oleh Allah."
  • ”Apabila saya bertemu dengan ORANG KAFIR, saya mengatkan didalam hati bahwa mungkin pada suatu hari nanti mereka akan DIBERI HIDAYAH oleh Allah dan akan memeluk Islam, maka segala dosa mereka akan DIAMPUNI oleh Allah.”

Dan...
Karena sesungguhnya kita TIDAK TAHU apakah AKHIR HIDUP kita lebih LEBIH MULIA atau LEBIH HINA dari mereka.

Karena sesungguhnya kita TIDAK TAHU apakah kita akan mendapat AMPUNAN dan RAHMAT dari Allah sehingga nantinya menjadi penghuni SURGA, atau sebaliknya kita pada akhirnya TERPEROSOK  dalam DOSA di AKHIR HIDUP kita sehingga akhirnya masuk ke dalam NERAKA dan mereka SEBALIKNYA.

Karena KEMULIAAN yang sesungguhnya adalah bila dia selamat dari NERAKA dan dimasukkan oleh Allah ke dalam SURGA.

 Karena KEHIDUPAN DUNIA adalah FATAMORGANA yang MENIPU, dan  hanya Allah yang mengetaui KEMULIAAN seseorang."

Dan karena sesungguhnya Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam telah bersabda  (dari Abu Abdurahman Abdullah ibn Mas'ud ra) :

Sesungguhnya seseorang di antara kamu dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari berupa air mani. Kemudian 40 hari menjadi segumpal darah, kemudian 40 menjadi sepotong daging.

Kemudian diutuslah seorang Malaikat untuk MENIUPKAN ROH kepadanya dan diperintah dengan 4 (macam) perintah, yaitu meNULISkan REZEKInya, AJALnya, AMALnya, dan CELAKAnya atau BAHAGIAnya.

Demi Dzat yang tiada Tuhan selain Dia, sesungguhnya seseorang diantara kamu melakukan AMAL AHLI SURGA hingga tiada jarak antara dirinya dengan SURGA, melainkan hanya SEJENGKAL saja, Lalu dia didahului oleh CATATAN TAKDIRnya dan beramal dengan AMAL AHLI NERAKA, maka masuklah dia ke NERAKA.

Dan (ada pula) seseorang diantara kamu melakukan AMAL AHLI NERAKA hingga tiada jarak antara dirinya dengan NERAKA, melainkan hanya SEJENGKAL saja, Lalu dia didahului oleh CATATAN TAKDIRnya dan beramal dengan AMAL AHLI SURGA, maka masuklah dia ke SURGA”

(HR. Bukhari, Muslim)

Akhirnya dengan mengangguk-angguk sahabat tadi berkata : "Subahnallah dengan HIKMAH ini semoga Engkau akan selalu MEMULIAKAN orang lain dan MEMULIAKAN KESEMPATAN , sehingga akan  DIMULIAKAN oleh Allah subhanahu wa ta'la"
Pemimpin tersebut menjawab : "Amin yaa Rabbal 'aalamiin"

Wallahu a'lam bish showab
Semoga dapat mengambil HIKMAH dan mengamalkannya
 http://www.facebook.com/pages/Bekasi-Indonesia/KATA-KATA-HIKMAH/291202364354

Selasa, 28 September 2010

Hukum Menggunakan Kata “Seandainya…”

Tentang seorang yang mengatakan: Seandainya dahulu Anda dahulu melakukan begini, tentu tidak akan terjadi demikian.”

Orang lain yang mendengarnya berujar: “Kata-kata semacam itu sudah dilarang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Itu kata-kata yang dapat mengiring orang yang mengucapkannya kepada kekufuran.”
Lalu ada lagi yang bilang: “Tetapi dalam kisah tentang Musa dan Khidir, Nabi pernah bersabda: “Semoga Allah memberi rahmat kepada Musa. Kalaulah beliau mau bersabar, tentu Allah akan menceritakan kepada kita lanjutan kisah mereka..”
Orang yang lain lagi berdalil dengan sabda Rasulullah: “Mukmin yang kuat itu lebih baik dari mukmin yang lemah,” hingga ucapan: “…karena kata “seandainya” itu membuka amalan syetan.” Apakah hukum dalam hadits ini menghapus hukum dalam kisah Musa di atas atau tidak?
Semua yang dikatakan oleh Allah dan Rasul-Nya itu benar. Kata ’seandainya’ itu Apabila digunakan sebagai ungkapan kesedihan menyesali yang telah lampau dan kecewa terhadap takdir, itulah yang dilarang, sebagaimana dalam firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu seperti orang-orang kafir (orang-orang munafik) itu, yang mengatakan kepada saudara-saudara mereka apabila mereka mengadakan perjalanan di muka bumi atau mereka berperang:”Kalau mereka tetap bersama-sama kita tentulah mereka tidak mati dan tidak dibunuh”. Akibat (dari perkataan dan keyakinan mereka) yang demikian itu, Allah menimbulkan rasa penyesalan yang sangat di dalam di hati mereka..” (Ali Imraan : 156)
Itulah yang dilarang oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau bersabda:
“Kalau engkau tertimpa musibah, janganlah engkau mengatakan: “Kalau tadi aku lakukan begini, tentu jadinya akan begini dan begini..”. Tapi katakanlah: “Sudah takdir Allah, Allah melakukan apa saja yang Dia kehendaki. Karena kata “seandainya,” itu membuka pintu amalan syetan (yakni akan membuka pintu kesedihan dan kekecewaan. Yang demikian itu hanya berbahaya dan tidak bermanfaat. Tapi ketahuilah, bahwa apa saja yang menimpamu tidak akan pernah meleset. Dan segala yang meleset tidak akan pernah menimpamu. Allah berfirman:
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang kecuali denga izin Allah; Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya..” (At-Taghaabun : 11)
Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud dalam ayat itu adalah seseorang yang tertimpa satu musibah lalu ia menyadari bahwa musibah itu berasal dari Allah, sehingga ridha dan berserahdiri.
Yang kedua, penggunaan kata “seandainya,” untuk menjelaskan satu pengetahuan yang bermanfaat. Seperti firman Allah:
“Sekiranya ada di langit dan di bumi ilah-ilah selain Allah, tentulah keduanya itu sudah rusak binasa..” (Al-Anbiya : 22)
Atau untuk menunjukkan kecintaan terhadap perbuatan baik dan keinginan melakukannya. Seperti ucapan:”Kalau saja aku memiliki apa yang dimiliki oleh Fulan, tentu aku akan melakukan apa yang dia lakukan..” dan sejenisnya. Ungkapan semacam itu boleh-boleh saja. Adapun sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Kalaulah beliau mau bersabar, tentu Allah akan menceritakan kepada kita lanjutan kisah mereka..” Itu termasuk jenis yang kedua. Seperti juga firman Allah:
“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu..” (Al-Qalam : 3)
Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam akan senang dapat mencerikan kisah kedua Nabi itu. Maka beliau mengutarakan dengan kata-kata itu untuk menjelaskan kesenangan beliau bila kesabaran yang seandainya dilakukan Musa kala itu. Beliau memberitahukan manfaat yang ada dalam kesabaran itu. Tak ada unsur kekecewaan dan kesedihan dalam unggkapan beliau, juga tidak meninggalkan kewajiban bersabar terhadap takdir.. Wallahu A’lam.
Sumber : http://www.islam-qa.com/

Renungan untuk Orang Tua dan Calon Orang Tua Tentang Anak Sholeh

  •  
  •  
  •  
  •  
  •   Pernahkah kita membayangkan anak-anak kita kelak di akhirat akan menyelamatkan kita dari siksa api neraka, bahkan memasukkan kita (orangtua) ke dalam syurga Allah SWT? Semua sepakat bahwa orangtua akan sangat senang dan bahkan itulah yang diharapkan: putra-putrinya menjadi ‘penolong’ kelak di akhirat.
    Rasulullah saw. pernah bersabda, sebagaimana penuturan Anas bin Malik ra., “Pada Hari Kiamat kelak diserulah anak-anak kaum Muslim, ‘Keluarlah kalian dari kubur kalian.’ Merekapun keluar dari kuburnya. Lalu, mereka diseru, ‘Masuklah ke dalam surga bersama-sama.’ Mereka berkata, ‘Duhai, Tuhan kami, apakah orangtua kami turut bersama kami?’ Hingga pertanyaan keempat kalinya menjawablah Dia, ‘Kedua orangtua kalian bersama kalian.’ Berloncatanlah setiap anak menuju ayah-ibunya, memeluk dan menggandeng mereka; mereka memasukkan orangtuanya ke dalam surga. Mereka lebih mengenal ayah dan ibu mereka pada hari itu melebihi pengenalan kalian terhadap anak-anak kalian di rumah kalian.” (Kitab Nuzhah al-Majalis wa Muntakhib an-Nafais, ash-Shufuri, dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dari jalan ath-Thabrani).
    Pernahkah kita membayangkan, satu keluarga, abi, umi dan anak-anak kita bermain-main bersama di Telaga Kautsar, telaga Rasulullah saw. di surga? Bukankah kondisi itu adalah kondisi yang paling diinginkan oleh keluarga Muslim? Bukankah kita ingin menjadi keluarga seperti itu? Bukankah kita juga ingin anak-anak kita nanti menjadi ‘penolong’ kita masuk dalam surga-Nya?
    Tidaklah mungkin anak-anak kita akan menjadi penolong kita di akhirat kelak jika anak-anak kita tidak menjadi anak-anak yang shalih-shalihah. Oleh karena itu, tidak ada jalan lain agar anak-anak kita bisa menjadi penolong kita nanti kecuali kita, sebagai orangtua mencetak dan mendidik anak-anak kita mengerti agama, mengamalkan syariah- Nya dan yang lebih penting lagi adalah menjadi penjaga terpercaya atas syiar dan tersebarnya syariah-Nya di muka bumi ini.
    Kita sebagai orangtua harus membuat program yang tersusun rapi dan terencana tentang pendidikan anak kita. Kalau kita senantiasa sibuk membuat planning business kita, tidak layakkah kita membuat planning buat pendidikan anak-anak kita sehingga bisa menjadi anak shalih dan shalihah yang pada akhirnya menjadi penolong kita di akhirat kelak? Kalau kita gagal merencanakan pendidikan buat putra-putri kita, yakinlah putra-putri kita akan seperti apa adanya.
    Sudah saatnya kita mem-planning pendidikan di rumah (pasca pendidikan sekolah) dengan pendidikan yang mengacu pada pembentukan syakhsiyah islamiyah. Sudah saatnya setiap kita mendidik anak kita dengan hapalan al-Quran dan al-Hadis. Setelah subuh kita ajari mereka tentang akhlak-akhlak yang mulia dan masih banyak program-program yang lain. Sudah selayaknya kita mengajari mereka dengan mulut kita sendiri (sebagai orangtua). Yakinlah, bahwa apa yang kita sampaikan dari mulut kita sendiri akan sangat membekas di hati dan pikiran anak-anak kita. Kita akan diposisikan sebagai orangtua sekaligus sebagai ‘guru’ yang senantiasa menginspirasi bagi anak-anaknya. Wallâhu a’lam bi ash-shawâb.[Oleh-Erwin W-Komunitas Hidup Berkah]
    Sumber: http://www.pkesinteraktif.com
  •  

6 terapi atasi depresi

DEPRESI merupakan gangguan yang umum terjadi dan bisa mengganggu kelancaran aktivitas Anda. Berita bagusnya, masalah kesehatan satu ini bisa ditangani dengan berbagai cara. Berikut beberapa jenis terapi yang bisa membantu Anda menghilangkan depresi.

Psikoanalisis atau analisis kejiwaan
Terapi yang dikembangkan Sigmund Freud ini merupakan ibu dari semua terapi bicara. Terapi ini menyelidiki jiwa pasien serta membawa impuls-impuls dan perilaku bawah sadar pasien ke permukaan.
Penanganan ini berpusat pada dinamika antara pasien dan analis, serta biasanya berlangsung ketat. Anda kemungkinan harus menghadiri beberapa sesi dalam seminggu selama beberapa tahun, bahkan bisa mencapai hitungan dekade.
Kekuatan psikoanalisis, menurut presiden American Psychoanalytic Association Prudence Gourguechon, MD, adalah menciptakan laboratorium.”Jika Anda mempunyai pasien yang tidak bisa mengambil keputusan, pasien tersebut akan mulai menunjukkan perilaku yang sama tepat di depan Anda,” terang Gourguechon, seperti dikutip situs health.com.
Terapi psikodinamik
Dalam terapi ini, pasien jarang berbohong kepada terapis. Selain itu, sesinya lebih jarang (biasanya hanya sekali seminggu) dan pengobatannya lebih singkat (kadang setahun atau kurang).
Anda tidak akan digali sedalam psikoanalisis. Tapi penanganan masih fokus pada bawah sadar, perkembangan kepribadian, serta hubungan antara terapis dan pasien.
Terapi kognitif
Pola pikiran negatif bisa menyebabkan depresi dan kecemasan. Dan untuk mengatasi masalah ini, Anda bisa mengikuti terapi kognitif.
Selama terapi, Anda akan belajar mengenali pikiran-pikiran yang membahayakan atau pikiran yang tidak rasional dan mengganti pikiran tersebut dengan pikiran yang lebih membangun.
Berbeda dengan psikoanalisis, terapi kognitif diarahkan untuk memecahkan masalah yang ada di depan mata. Terapi ini singkat (umumnya 16 minggu atau kurang) dan sangat berstruktur, dengan rencana pelajaran spesifik untuk setiap sesinya. Selain itu, terapi ini juga melibatkan pekerjaan rumah. Terapis kemungkinan meminta Anda untuk mengenali dan mencatat mood atau mempraktikkan cara berpikir baru.
Terapi perilaku
Sama seperti terapi kognitif yang mengatasi pikiran negatif, terapi perilaku ini bisa membantu mengatasi masalah dengan mengubah perilaku Anda.
Sebagai contoh, salah satu teknik yang umum digunakan untuk mengatasi kecemasan dan fobia adalah desensitisasi. Dalam teknik ini, pasien secara bertahap dipapar atau diminta membayangkan situasi yang membuat mereka takut. Dengan cara ini, pasien menjadi lebih nyaman dengan situasi tersebut.
Terapi perilaku seringkali dipadukan dengan terapi kognitif, yang dikenal dengan nama cognitive-behavioral therapy (CBT). CBT merupakan istilah yang merujuk kepada metode-metode yang dipadukan dengan kedua teknik tersebut.
Terapi interpersonal
Apakah konflik interpersonal dan kurangnya dukungan sosial membuat Anda depresi? Jika iya, terapi interpersonal ini bisa menjadi pilihan Anda.
Dalam terapi yang singkat dan fokus ini, pasien diminta secara teliti memeriksa hubungan mereka dengan keluarga, teman, teman kerja, serta orang-orang dekat lainnya. Hal ini bertujuan memecahkan konflik interpersonal, memperbaiki komunikasi, dan membangun jaringan pendukung yang solid.
Terapi pengalaman/experiential therapy
Dalam terapi ini, Anda akan belajar membedakan respon emosional yang sehat dari respon yang berbahaya.Tapi berbeda dengan terapi lain (di mana hubungan pasien dan terapis tetap netral), terapi ini ditandai dengan hubungan suportif dan empati yang ditumbuhkan terapis dengan pasien. “Jika merasa dipahami dan merasakan kehangatan dari terapis, pasien akan merasa lebih baik.” (IK/OL-08)
Sumber : mediaindonesia.com

Minggu, 26 September 2010

Curahan Hati TKI Karawang

17th Apr, 2010 | Penulis: Redaksi KarIn | Rubrik: Opini Warga
Oleh : Kanta Subagjo
Walaupun Karawang di kenal dengan daerah industri atau lumbung padi nasional, namun sangat kontradiksi dengan taraf hidup mayoritas warganya. Dimana pada umumnya masih berada dibawah garis kemiskinan. Alhasil hal ini mendorong sebagian besar warga Karawang memilih untuk mengadu nasib ke luar negeri.
Bekerja diluar negeri sebagai TKI (Tenaga Kerja Indonesia) menjadi sebuah pilihan ketika realita di lapangan mencari pekerjaan didaerah (di negeri sendiri) masih sangat sulit. Khususnya di Karawang, kita dengan status sebagai putra daerah saja ternyata tidaklah cukup untuk ‘menikmati’ lahan industri yang begitu luas beroperasi di Karawang. Tidak semudah seperti yang dibayangkan.
Untuk dapat bekerja di daerah sendiri khususnya di perusahaan/pabrik-pabrik, harus punya skill dan keterampilan. Namun faktanya juga tidak hanya itu,  persyarat-persyaratan non teknis pun terkadang lebih besar, seperti koneksi dll.  Pembangunan di Karawang untuk warga Karawang pun seakan hanya menjadi slogan yang dengan berbagai alasan sulit diwujudkan.
TKI asal Karawang sendiri sampai saat ini di perkirakan berjumlah kurang lebih 600.000 orang tersebar di beberapa negara tujuan di antaranya :  Saudi Arabi, UAE (Timur tengah), Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, Singapura, Malaysia dan di beberapa negara lainnya.
Dan mari kita hitung seberapa besar kontribusi para TKI khususnya untuk Karawang dengan jumlah yang begitu banyak tersebut! Dalam hitungan normal. dari semua jumlah TKI tersebut telah  menyumbang devisa 600 milyar rupiah pertahun. Belum lagi beberapa teman kita yang statusnya ilegal, mungkin lebih besar dari angka tersebut. Mereka bekerja baik di sektor formal maupun informal.
Berangkat dari realita (devisa yang besar) tersebut, wajar saja jika pemerintah makin terdorong untuk lebih memprogramkan penempatan TKI ke luar negeri. Bahkan di beberapa daerah, angka remitansi yang dihasilkan dari penempatan TKI dapat melampaui angka PAD (Pendapatan Asli Daerah) mereka, seperti di daerah Indramayu Jawa Barat.
Dari semua kebijakan tersebut, pemerintah tidak harus menutup mata sebab masalah-masalah yang di hadapi TKI tidaklah sedikit. Berbagai masalah  selalu menyertai/mendera para TKI. Memang problemnya tidak begitu besar, menurut catatan BNP2TKI dari 1.093.674 TKI sebanyak 89.153 orang atau 8,19 % bermasalah, angka tersebut lebih kecil dari angka di tahun 2004 yakni 16,45%.
Walau TKI yang bekerja ke luar negri menurut opini publik di katakan “kurang baik” entah dari segi apa mereka menilainya? Yang penting kita jangan saling buruk sangka. Hanya karena satu dua kasus TKI yang tidak normatis maka sepertinya kebawa semua.
*) Warga Cilamaya Kulon Karawang.
Kini Bekerja di Riyadh, Saudi Arabia
Facebook: www.facebook php?id=1296288858583

Sabtu, 25 September 2010

Sejarah Singkat Karawang

Ditulis Oleh Administrator   
Saturday, 10 May 2008
Sekitar Abad XV Masehi, Agama Islam masuk ke Karawang yang dibawa oleh ulama besar Syeikh Hasanudin bin Yusup Idofi dari Champa yang terkenal dengan sebutan Syeikh Quro. Pada masa itu daerah Karawang sebagian besar masih merupakan hutan belantara dan berawa-rawa.

Keberadaan daerah Karawang yang telah dikenal sejak Kerajaan Pajajaran yang berpusat di Daerah Bogor, karena Karawang pada masa itu merupakan jalur lalu lintas yang sangat penting untuk menghubungkan Kerajaan Pakuan Pajajaran dengan Galuh Pakuan yang berpusat di Daerah Ciamis.

Luas Wilayah Kabupaten Karawang pada saat itu, tidak sama dengan luas Wilayah Kabupaten Karawang pada masa sekarang. Pada waktu itu luas Wilayah Kabupaten Karawang meliputi Bekasi, Purwakarta, Subang dan Karawang sendiri .

Setelah Kerajaan PaJajaran runtuh pada tahun 1579 Masehi, pada tahun 1580 Masehi berdiri Kerajaan Sumedanglarang sebagai penerus Kerajaan Pajajaran dengan Rajanya Prabu Geusan Ulun. Kerajaan Islam Sumedanglarang, pusat pemerintahannya di Dayeuhluhur dengan membawahi Sumedang, Galuh, Limbangan,Sukakerta dan Karawang.

Pada tahun 1608 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya Ranggagempol Kusumahdinata. Pada masa itu di Jawa Tengah telah berdiri Kerajaan Mataram dengan Rajanya Sultan Agung (1613 - 1645). Salah satu cita-cita Sultan Agung pada masa pemerintahannya adalah dapat menguasai Pulau Jawa dan mengusir Kompeni (Belanda) dari Batavia.

Ranggagempol Kusumahdinata sebagai Raja Sumendanglarang masih mempunyai hubungan keluarga dengan Sultan Agung dan mengakui kekuasaan Mataram. Maka pada Tahun 1620, Ranggagempol Kusumahdinata menghadap ke Mataram dan menyerahkan kerajaan Sumedanglarang di bawah naungan Kerajaan Mataram.

Ranggagempol Kusumahdinata oleh Sultan Agung diangkat menjadi Bupati (Wadana) untuk tanah Sunda dengan batas-batas wilayah disebelah Timur Kali Cipamali, disebelah Barat Kali Cisadane, disebelah Utara Laut Jawa, dan disebelah Selatan Laut Kidul.

Pada Tahun 1624 Ranggagempol Kusumahdinata wafat, dan sebagai penggantinya Sultan Agung mengangkat Ranggagede, Putra Prabu Geusan Ulun.

Ranggagempol II, putra Ranggagempol Kusumahdinata yang semestinya menerima tahta kerajaan, merasa disisihkan dan sakit hati. Kemudian beliau berangkat ke Banten untuk meminta bantuan Sultan Banten agar dapat menaklukkan Kerajaan Sumedanglarang dengan imbalan apabila berhasil, maka seluruh wilayah kekuasaan Sumedanglarang akan diserahkan kepada Banten.

Sejak itu banyak tentara Banten yang dikirim ke Karawang terutama di sepanjang Sungai Citarum, di bawah Pimpinan Sultan Banten bukan saja untuk memenuhi permintaan Ranggagempol II, Tetapi merupakan awal usaha Banten untuk menguasai Karawang sebagai persiapan merebut kembali pelabuhan Banten yang telah dikuasai oleh Kompeni (Belanda), yaitu pelabuhan Sunda Kelapa.

Masuknya tentara Banten ke Karawang beritanya telah sampai ke Mataram. Pada Tahun 1624, Sultan Agung mengutus Surengrono (Aria Wirasaba) dari Mojo Agung, Jawa Timur untuk berangkat ke Karawang dengan membawa 1000 Prajurit dengan keluarganya, dari Mataram melalui Banyumas dengan tujuan untuk membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik dengan membangun gudang-gudang beras dan meneliti rute penyerangan Mataram ke Batavia.

Langkah awal yang dilakukan Aria Surengrono adalah dengan mendirikan 3 (tiga) Desa yaitu Waringinpitu (Telukjambe), Desa Parakansapi (di Kecamatan Pangkalan yang sekarang telah terendam Waduk Jatiluhur) dan Desa Adiarsa (Sekarang ternlasuk di Kecamatan Karawang Barat), dengan pusat kekuatan di ditempatkan di Desa Waringinpitu.

Karena jauh dan sulitnya hubungan antara Karawang dengan Mataram, Aria Wirasaba belum sempat melaporkan tugas yang sedang dilaksanakan kepada Sultan Agung. Keadaan ini menjadikan Sultan Agung mempunyai angqapan bahwa tuqas yang diberikan kepada Aria Wirasaba gagal dilaksanakan.

Demi menjaga keselamatan Wilayah Kerajaan Mataram sebelah barat, pada tahun 1628 dan 1629, bala tentara Kerajaan Mataram diperintahkan Sultan Agung untuk melakukan penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia. Namun serangan ini gagal disebabkan keadaan medan yang sangat berat. Sultan Agung kemudian menetapkan Daerah Karawang sebagai pusat logistik yang harus mempunyai pemerintahan sendiri dan langsung berada dibawah pengawasan Mataram serta harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang cakap dan ahli perang sehingga mampu menggerakkan masyarakat untuk membangun pesawahan guna mendukung pengadaan logistik dalam rencana penyerangan kembali terhadap VOC (belanda) di Batavia.

Pada tahun 1632, Sultan Agung mengutus kembali Wiraperbangsa Sari Galuh dengan membawa 1.000 prajurit dengan keluarganya menuju Karawang. Tujuan pasukan yang dipimpin oleh Wiraperbangsa adalah membebaskan Karawang dari pengaruh Banten, mempersiapkan logistik sebagai bahan persiapan melakukan penyerangan terhadap VOC (Belanda) di Batavia, sebagaimana halnya tugas yang diberikan kepada Aria Wirasaba yang dianggap gagal.

Tugas yang diberikan kepada Wiraperbangsa dapat dilaksanakan dengan baik dan hasilnya langsung dilaporkan kepada Sultan Agung. Atas keberhasilannya Wiraperbangsa oleh Sultan Agung dianugrahi jabatan Wedana (Setingkat Bupati) di Karawang dan diberi gelar Adipati Kertabumi III serta diberi hadiah sebilah keris yang bernama "Karosinjang".

Setelah penganugrahan gelar tersebut yang dilakukan di Mataram, Wiraperbangsa bermaksud akan segera kembali ke Karawang, namun sebelumnya beliau singgah dahulu ke Galuh untuk menjenguk keluarganya.Atas takdir IIlahi Beliau kemudian wafat saat berada di Galuh.

Setelah Wiraperbangsa Wafat, Jabatan Bupati di Karawang dilanjutkan oleh putranya yang bernama Raden Singaperbangsa dengan gelar Adipati Kertabumi IV yang memerintah pada tahun 1633-1677.

Pada abad XVII kerajaan terbesar di Pulau Jawa adalah Mataram, dengan raja yang terkenal yaitu Sultan Agung Hanyokrokusumo. la tidak menginginkan wilayah Nusantara diduduki atau dijajah oleh bangsa lain dan ingin mempersatukan Nusantara.

Dalam upaya mengusir VOC yang telah menanamkan kekuasaan di Batavia, Sultan Agung mempersiapkan diri dengan terlebih dahulu menguasai daerah Karawang, untuk dijadikan sebagai basis atau pangkal perjuangan dalam menyerang VOC.

Ranggagede diperintahnya untuk mempersiapkan bala tentara/prajurit dan logistik dengan membuka lahan-Iahan pertanian, yang kemudian berkembang menjadi lumbung padi.

Tanggal 14 September 1633 Masehi, bertepatan dengan tanggal 10 Maulud 1043 Hijriah, Sultan Agung melantik Singaperbangsa sebagai Bupati Karawang yang pertama, sehingga secara tradisi setiap tanggal 10 Maulud diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Karawang.

Berawal dari sejarah tersebut dan perjuangan persiapan proklamasi kemerdekaan RI, Karawang lebih dikenal dengan julukan sebagai kota pangkal perjuangan dan daerah lumbung padi Jawa Barat.

Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 14 June 2008

HARI JADI KABUPATEN KARAWANG KE 377 MASEHI

Ditulis Oleh Administrator Karawang   
Thursday, 23 September 2010
Image Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Karawang dipusatkan pada kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Karawang, Selasa (14/9). Rapat Paripurna Istimewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kab. Karawang, Karda dan dihadiri oleh sejumlah undangan termasuk diantaranya Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat, Bupati Dadang S. Muchtar dan Wakil Bupati Eli Amalia Priatna, serta sejumlah tokoh sesepuh Kabupaten Karawang.

Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat,  Setia Hidayat yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan, dalam perjalanannya selama 377 tahun, Kab. Karawang telah memberikan cukup banyak kontribusi, aik bagi bangsa Indonesia maupun Propinsi Jawa Barat. Salah satunya ditandai oleh adanya peristiwa menjelang proklamasi di Rengasdengklok yang menjadikan Kab. Karawang sebagai daerah pangkal perjuangan, serta keberadaannya sebagai lumbung padi nasional dan Jawa Barat.
Setia Hidayat melanjutkan, hal tersebut merupakan salah satu capaian yang berhasil diraih Kab. Karawang sepanjang 377 tahun usianya. Selain itu, semakin pesatnya perkembangan wilayah yang ada, Kab. Karawang pun telah terbukti mampu mengimbangi perkembangan pembangunan tersebut secara optimal. “Khususnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Di sisi lain, Setia Hidayat mengatakan bahwa Kab. Karawang sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) tahun 2010. Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh komponen masyarakat Kab. Karawang untuk membangun kesadaran masyarakat dan elit politik yang ada untuk bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
Senada dengan Setia Hidayat, Bupati Dadang S. Muchtar dalam sambutan singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan suasana pemilukada yang kondusif. Hal ini karena seluruh calon yang akan mengikuti pemilukada tersebut merupakan putra dan putri terbaik yang dimiliki oleh Kab. Karawang, dan berniat untuk memajukan masyarakat Kab. Karawang. “Untuk itu, mari kita ciptakan suasana yang kondusif dan jangan sekali-sekali mendiskreditkan pasangan satu dan yang lainnya,” pesannya.  
Ketua DPRD Karawang, Karda dalam kesempatan tersebut mengatakan, dalam memeriahkan hari jadi Kab. Karawang ke-377, telah diselenggarakan sejumlah kegiatan, dimana rapat paripurna istimewa kali ini merupakan puncak peringatan hari jadi Kab. Karawang. Kegiatan lain yang telah dan akan diselenggarakan diantaranya ziarah ke makam bupati-bupati terdahulu, mancing bersama masyarakat di sepanjang saluran irigasi KW 5 dan 6, serta pawai kendaraan hias.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kab. Karawang, Iman Sumantri menjelaskan sejarah singkat lahirnya Kab. Karawang, yang ditandai dengan diserahkannya piagam Pelat Kuning Kandang Sapi Gede oleh Sultan Agung dari Mataram kepada Adipati Singaperbangsa. Dalam piagam tersebut, Adipati Singaperbangsa dipercaya untuk memimpin 2.000 pasukan dan membangun basis logistic di wilayah Karawang. Dengan demikian, penyerahan piagam tersebut menjadi cikal bakal hari jadi Kabupaten Karawang, yaitu pada tanggal 10 mulud tahun alif, atau 14 September 1633 Masehi.
Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 25 September 2010 )
 
Ditulis Oleh Administrator   
Saturday, 10 May 2008
Berikutnya >

Ditulis Oleh Administrator Karawang   
Thursday, 23 September 2010
Image Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Karawang dipusatkan pada kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Karawang, Selasa (14/9). Rapat Paripurna Istimewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kab. Karawang, Karda dan dihadiri oleh sejumlah undangan termasuk diantaranya Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat, Bupati Dadang S. Muchtar dan Wakil Bupati Eli Amalia Priatna, serta sejumlah tokoh sesepuh Kabupaten Karawang.

Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat,  Setia Hidayat yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan, dalam perjalanannya selama 377 tahun, Kab. Karawang telah memberikan cukup banyak kontribusi, aik bagi bangsa Indonesia maupun Propinsi Jawa Barat. Salah satunya ditandai oleh adanya peristiwa menjelang proklamasi di Rengasdengklok yang menjadikan Kab. Karawang sebagai daerah pangkal perjuangan, serta keberadaannya sebagai lumbung padi nasional dan Jawa Barat.
Setia Hidayat melanjutkan, hal tersebut merupakan salah satu capaian yang berhasil diraih Kab. Karawang sepanjang 377 tahun usianya. Selain itu, semakin pesatnya perkembangan wilayah yang ada, Kab. Karawang pun telah terbukti mampu mengimbangi perkembangan pembangunan tersebut secara optimal. “Khususnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Di sisi lain, Setia Hidayat mengatakan bahwa Kab. Karawang sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) tahun 2010. Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh komponen masyarakat Kab. Karawang untuk membangun kesadaran masyarakat dan elit politik yang ada untuk bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
Senada dengan Setia Hidayat, Bupati Dadang S. Muchtar dalam sambutan singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan suasana pemilukada yang kondusif. Hal ini karena seluruh calon yang akan mengikuti pemilukada tersebut merupakan putra dan putri terbaik yang dimiliki oleh Kab. Karawang, dan berniat untuk memajukan masyarakat Kab. Karawang. “Untuk itu, mari kita ciptakan suasana yang kondusif dan jangan sekali-sekali mendiskreditkan pasangan satu dan yang lainnya,” pesannya.  
Ketua DPRD Karawang, Karda dalam kesempatan tersebut mengatakan, dalam memeriahkan hari jadi Kab. Karawang ke-377, telah diselenggarakan sejumlah kegiatan, dimana rapat paripurna istimewa kali ini merupakan puncak peringatan hari jadi Kab. Karawang. Kegiatan lain yang telah dan akan diselenggarakan diantaranya ziarah ke makam bupati-bupati terdahulu, mancing bersama masyarakat di sepanjang saluran irigasi KW 5 dan 6, serta pawai kendaraan hias.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kab. Karawang, Iman Sumantri menjelaskan sejarah singkat lahirnya Kab. Karawang, yang ditandai dengan diserahkannya piagam Pelat Kuning Kandang Sapi Gede oleh Sultan Agung dari Mataram kepada Adipati Singaperbangsa. Dalam piagam tersebut, Adipati Singaperbangsa dipercaya untuk memimpin 2.000 pasukan dan membangun basis logistic di wilayah Karawang. Dengan demikian, penyerahan piagam tersebut menjadi cikal bakal hari jadi Kabupaten Karawang, yaitu pada tanggal 10 mulud tahun alif, atau 14 September 1633 Masehi.
Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 25 September 2010 )
 
Ditulis Oleh Administrator   
Saturday, 10 May 2008
Ditulis Oleh Administrator Karawang   
Thursday, 23 September 2010
Image Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Karawang dipusatkan pada kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Karawang, Selasa (14/9). Rapat Paripurna Istimewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kab. Karawang, Karda dan dihadiri oleh sejumlah undangan termasuk diantaranya Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat, Bupati Dadang S. Muchtar dan Wakil Bupati Eli Amalia Priatna, serta sejumlah tokoh sesepuh Kabupaten Karawang.

Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat,  Setia Hidayat yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan, dalam perjalanannya selama 377 tahun, Kab. Karawang telah memberikan cukup banyak kontribusi, aik bagi bangsa Indonesia maupun Propinsi Jawa Barat. Salah satunya ditandai oleh adanya peristiwa menjelang proklamasi di Rengasdengklok yang menjadikan Kab. Karawang sebagai daerah pangkal perjuangan, serta keberadaannya sebagai lumbung padi nasional dan Jawa Barat.
Setia Hidayat melanjutkan, hal tersebut merupakan salah satu capaian yang berhasil diraih Kab. Karawang sepanjang 377 tahun usianya. Selain itu, semakin pesatnya perkembangan wilayah yang ada, Kab. Karawang pun telah terbukti mampu mengimbangi perkembangan pembangunan tersebut secara optimal. “Khususnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Di sisi lain, Setia Hidayat mengatakan bahwa Kab. Karawang sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) tahun 2010. Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh komponen masyarakat Kab. Karawang untuk membangun kesadaran masyarakat dan elit politik yang ada untuk bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
Senada dengan Setia Hidayat, Bupati Dadang S. Muchtar dalam sambutan singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan suasana pemilukada yang kondusif. Hal ini karena seluruh calon yang akan mengikuti pemilukada tersebut merupakan putra dan putri terbaik yang dimiliki oleh Kab. Karawang, dan berniat untuk memajukan masyarakat Kab. Karawang. “Untuk itu, mari kita ciptakan suasana yang kondusif dan jangan sekali-sekali mendiskreditkan pasangan satu dan yang lainnya,” pesannya.  
Ketua DPRD Karawang, Karda dalam kesempatan tersebut mengatakan, dalam memeriahkan hari jadi Kab. Karawang ke-377, telah diselenggarakan sejumlah kegiatan, dimana rapat paripurna istimewa kali ini merupakan puncak peringatan hari jadi Kab. Karawang. Kegiatan lain yang telah dan akan diselenggarakan diantaranya ziarah ke makam bupati-bupati terdahulu, mancing bersama masyarakat di sepanjang saluran irigasi KW 5 dan 6, serta pawai kendaraan hias.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kab. Karawang, Iman Sumantri menjelaskan sejarah singkat lahirnya Kab. Karawang, yang ditandai dengan diserahkannya piagam Pelat Kuning Kandang Sapi Gede oleh Sultan Agung dari Mataram kepada Adipati Singaperbangsa. Dalam piagam tersebut, Adipati Singaperbangsa dipercaya untuk memimpin 2.000 pasukan dan membangun basis logistic di wilayah Karawang. Dengan demikian, penyerahan piagam tersebut menjadi cikal bakal hari jadi Kabupaten Karawang, yaitu pada tanggal 10 mulud tahun alif, atau 14 September 1633 Masehi.
Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 25 September 2010
Ditulis Oleh Administrator Karawang   
Thursday, 23 September 2010
Image Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Karawang dipusatkan pada kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Karawang, Selasa (14/9). Rapat Paripurna Istimewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kab. Karawang, Karda dan dihadiri oleh sejumlah undangan termasuk diantaranya Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat, Bupati Dadang S. Muchtar dan Wakil Bupati Eli Amalia Priatna, serta sejumlah tokoh sesepuh Kabupaten Karawang.

Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat,  Setia Hidayat yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan, dalam perjalanannya selama 377 tahun, Kab. Karawang telah memberikan cukup banyak kontribusi, aik bagi bangsa Indonesia maupun Propinsi Jawa Barat. Salah satunya ditandai oleh adanya peristiwa menjelang proklamasi di Rengasdengklok yang menjadikan Kab. Karawang sebagai daerah pangkal perjuangan, serta keberadaannya sebagai lumbung padi nasional dan Jawa Barat.
Setia Hidayat melanjutkan, hal tersebut merupakan salah satu capaian yang berhasil diraih Kab. Karawang sepanjang 377 tahun usianya. Selain itu, semakin pesatnya perkembangan wilayah yang ada, Kab. Karawang pun telah terbukti mampu mengimbangi perkembangan pembangunan tersebut secara optimal. “Khususnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Di sisi lain, Setia Hidayat mengatakan bahwa Kab. Karawang sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) tahun 2010. Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh komponen masyarakat Kab. Karawang untuk membangun kesadaran masyarakat dan elit politik yang ada untuk bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
Senada dengan Setia Hidayat, Bupati Dadang S. Muchtar dalam sambutan singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan suasana pemilukada yang kondusif. Hal ini karena seluruh calon yang akan mengikuti pemilukada tersebut merupakan putra dan putri terbaik yang dimiliki oleh Kab. Karawang, dan berniat untuk memajukan masyarakat Kab. Karawang. “Untuk itu, mari kita ciptakan suasana yang kondusif dan jangan sekali-sekali mendiskreditkan pasangan satu dan yang lainnya,” pesannya.  
Ketua DPRD Karawang, Karda dalam kesempatan tersebut mengatakan, dalam memeriahkan hari jadi Kab. Karawang ke-377, telah diselenggarakan sejumlah kegiatan, dimana rapat paripurna istimewa kali ini merupakan puncak peringatan hari jadi Kab. Karawang. Kegiatan lain yang telah dan akan diselenggarakan diantaranya ziarah ke makam bupati-bupati terdahulu, mancing bersama masyarakat di sepanjang saluran irigasi KW 5 dan 6, serta pawai kendaraan hias.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kab. Karawang, Iman Sumantri menjelaskan sejarah singkat lahirnya Kab. Karawang, yang ditandai dengan diserahkannya piagam Pelat Kuning Kandang Sapi Gede oleh Sultan Agung dari Mataram kepada Adipati Singaperbangsa. Dalam piagam tersebut, Adipati Singaperbangsa dipercaya untuk memimpin 2.000 pasukan dan membangun basis logistic di wilayah Karawang. Dengan demikian, penyerahan piagam tersebut menjadi cikal bakal hari jadi Kabupaten Karawang, yaitu pada tanggal 10 mulud tahun alif, atau 14 September 1633 Masehi.
Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 25 September 2010 )
Ditulis Oleh Administrator Karawang   
Thursday, 23 September 2010
Image Puncak peringatan Hari Jadi Kabupaten Karawang dipusatkan pada kegiatan Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Karawang, Selasa (14/9). Rapat Paripurna Istimewa tersebut dipimpin langsung oleh Ketua DPRD Kab. Karawang, Karda dan dihadiri oleh sejumlah undangan termasuk diantaranya Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat, Bupati Dadang S. Muchtar dan Wakil Bupati Eli Amalia Priatna, serta sejumlah tokoh sesepuh Kabupaten Karawang.

Asisten Pemerintahan Hukum dan HAM Propinsi Jawa Barat,  Setia Hidayat yang hadir mewakili Gubernur Ahmad Heryawan dalam sambutannya mengatakan, dalam perjalanannya selama 377 tahun, Kab. Karawang telah memberikan cukup banyak kontribusi, aik bagi bangsa Indonesia maupun Propinsi Jawa Barat. Salah satunya ditandai oleh adanya peristiwa menjelang proklamasi di Rengasdengklok yang menjadikan Kab. Karawang sebagai daerah pangkal perjuangan, serta keberadaannya sebagai lumbung padi nasional dan Jawa Barat.
Setia Hidayat melanjutkan, hal tersebut merupakan salah satu capaian yang berhasil diraih Kab. Karawang sepanjang 377 tahun usianya. Selain itu, semakin pesatnya perkembangan wilayah yang ada, Kab. Karawang pun telah terbukti mampu mengimbangi perkembangan pembangunan tersebut secara optimal. “Khususnya dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan kesejahteraan,” ujarnya.
Di sisi lain, Setia Hidayat mengatakan bahwa Kab. Karawang sebentar lagi akan melaksanakan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) tahun 2010. Untuk itu, dirinya mengingatkan seluruh komponen masyarakat Kab. Karawang untuk membangun kesadaran masyarakat dan elit politik yang ada untuk bersama-sama menciptakan situasi yang kondusif.
Senada dengan Setia Hidayat, Bupati Dadang S. Muchtar dalam sambutan singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan suasana pemilukada yang kondusif. Hal ini karena seluruh calon yang akan mengikuti pemilukada tersebut merupakan putra dan putri terbaik yang dimiliki oleh Kab. Karawang, dan berniat untuk memajukan masyarakat Kab. Karawang. “Untuk itu, mari kita ciptakan suasana yang kondusif dan jangan sekali-sekali mendiskreditkan pasangan satu dan yang lainnya,” pesannya.  
Ketua DPRD Karawang, Karda dalam kesempatan tersebut mengatakan, dalam memeriahkan hari jadi Kab. Karawang ke-377, telah diselenggarakan sejumlah kegiatan, dimana rapat paripurna istimewa kali ini merupakan puncak peringatan hari jadi Kab. Karawang. Kegiatan lain yang telah dan akan diselenggarakan diantaranya ziarah ke makam bupati-bupati terdahulu, mancing bersama masyarakat di sepanjang saluran irigasi KW 5 dan 6, serta pawai kendaraan hias.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kab. Karawang, Iman Sumantri menjelaskan sejarah singkat lahirnya Kab. Karawang, yang ditandai dengan diserahkannya piagam Pelat Kuning Kandang Sapi Gede oleh Sultan Agung dari Mataram kepada Adipati Singaperbangsa. Dalam piagam tersebut, Adipati Singaperbangsa dipercaya untuk memimpin 2.000 pasukan dan membangun basis logistic di wilayah Karawang. Dengan demikian, penyerahan piagam tersebut menjadi cikal bakal hari jadi Kabupaten Karawang, yaitu pada tanggal 10 mulud tahun alif, atau 14 September 1633 Masehi.
Pemutakhiran Terakhir ( Saturday, 25 September 2010 )
Berikutnya >

Kasus Hamparan Perak, Polisi Bentuk Tim Terpadu

Sponsored By Yahoo

Kasus Hamparan Perak, Polisi Bentuk Tim Terpadu  

Carlos Pardede
25/09/2010. 19.03
 

  • Liputan6.com, Medan: Polisi terus memburu pelaku penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Deli Serdang, Sumatra Utara. "Kami terus mengejar pelaku yang melakukan serangan," kata Wakil Kepala Polda Sumut Brigadir Jenderal Syafruddin, Sabtu (25/9), di Medan.

    Menurut Syafruddin, untuk mengejar para pelaku, polisi sudah membentuk sebuah tim terpadu. Tim tersebut tak hanya berisi dari unsur kepolisian. Tapi juga dibantu personel TNI maupun unsur pemerintah daerah. "TNI juga membantu dari jajaran Kodim sampai Babinsa. Kami sudah melakukan sejumlah langkah," ujar Syafruddin [baca: Perburuan Teroris Makin Diintensifkan]

    Lebih jauh Syafruddin meminta masyarakat, khususnya yang berada di Sumut, tetap tenang. Sebab, polisi sudah menambah kekuatan di semua lini, termasuk tingkat polsek. Jumlah pasukan dan persenjataan juga ditambah. "Saya berharap masyarakat tetap tenang," imbau Wakapolda Sumut.

    Untuk memperkecil ruang gerak pelaku, Syafruddin meminta peran serta aktif masyarakat. Salah satunya melalui siskamling yang belakangan terus dilakukan. "Siskamling sebaiknya terus dilanjutkan, selain usaha yang terus dilakukan polisi," lanjut Syafruddin [baca: Kapolda Sumut Minta Kades Aktifkan Siskamling].(ULF)

    Sponsored By Yahoo

    Penyederhanaan Rupiah, Apa Pentingnya?

    Tak sekadar memicu kecaman dari ekonom, juga mengagetkan pemerintah. Kenapa BI ngotot?
     
    Heri Susanto, Agus Dwi Darmawan, Nur Farida Ahniar
      (Antara/Yudhi Mahatma)
    BERITA TERKAIT
    VIVAnews - Kajian bank sentral soal redenominasi atau penyederhanaan nilai nominal rupiah menimbulkan kontroversi. Pasalnya, wacana ini muncul dalam situasi yang tidak tepat, apalagi petinggi ekonomi pemerintah malah tidak mengetahui. Sejumlah kalangan sontak mengkritik wacana tersebut. 

    "Redenominasi tidak perlu dilakukan. Sebab, itu tidak berarti apa-apa, juga tidak ada gunanya," ujar Kepala Ekonom Grup Bank Mandiri, Mirza Adityaswara, kepada VIVAnews di Jakarta, Selasa, 3 Agustus 2010.

    Redenominasi adalah penyederhanaan penyebutan satuan harga maupun nilai mata uang. Maksudnya, pecahan mata uang disederhanakan tanpa mengurangi nilai dari uang. Nilai mata uang tetap sama meski angka nolnya berkurang. Misalnya, Rp1.000 menjadi Rp1, sedangkan Rp1 juta menjadi Rp1.000.

    Untuk mempermudah pengertiannya, Gubernur BI Darmin Nasution memberikan contoh. Misalnya, membeli barang dengan harga Rp300 ribu memakai pecahan uang lama akan sama dengan Rp300 memakai pecahan uang baru. Jumlah barang yang diperoleh juga sama. Begitupun dengan gaji Rp5 juta dengan uang pecahan lama akan sama dengan Rp5.000 dalam uang baru.

    Namun, menurut Mirza, sekarang bukan saatnya untuk membahas redenominasi. Yang lebih penting dipikirkan BI adalah bagaimana mengendalikan laju inflasi yang tinggi, pendanaan infrastruktur dan banyaknya undisbursed loan atau kredit yang tidak dicairkan.

    Bayangkan, pada Juli saja, inflasi mencapai 1,57 persen atau tertinggi sepanjang 2010. Inflasi Januari-Juli juga sudah mencapai 4,02 persen. "Jadi, jangan cuma bikin masyarakat resah, ada yang lebih penting dibahas. Ini, masalah inflasi tinggi jauh lebih penting dipikirkan karena bisa membuat suku bunga naik lagi."

    Protes serupa juga datang dari Kepala Ekonom Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa. Dia malah bertanya-tanya mengapa BI memunculkan wacana itu di tengah masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan.
    "Yang lebih penting adalah membereskan turunnya suku bunga kredit atau memperbaiki intermediasi bank," kata Yudhi. "Redenominasi malah bisa kacaukan ekonomi jika sosialisasinya tidak baik."

    Bukan cuma ekonom yang protes, sejumlah petinggi ekonomi pemerintah juga kaget. Meski tidak secara langsung menohok BI, Wakil Presiden Boediono menekankan dalam situasi saat ini yang paling penting dijaga adalah ketenangan dan kestabilan ekonomi.
    "Yang perlu diwaspadai adalah masalah inflasi," kata Boediono. "Jangan terpengaruh hasil study BI. Yang perlu sekarang adalah memperlancar arus suplai barang-barang kebutuhan pokok agar harganya stabil."  

    Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan dirinya belum mendengar rencana BI tersebut, dan justru bertanya kepada wartawan "Ah gak mungkin, masa sih?" ujar Agus. Entah bermaksud meledek atau tidak, Agus mengatakan, "Maksudnya dia (BI) mungkin mengeluarkan uang koin. Aku bahas dengan BI dulu ya, aku tidak tahu ya...maksud kalian apa."

    Begitu halnya dengan Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Dia bukan sekedar tak mendengar, tetapi juga menegaskan pemerintah tak punya agenda itu. Bahkan, ia melarang wacana itu dipolemikkan menjadi isu nasional.
    "Sebab, masyarakat sudah berpikir sanering (pemotongan uang). Itu banyak berpikir salah," kata Hatta di Kantor Menko Perekonomian, Selasa 3 Juli 2010.

    Kenapa Ngotot
    Namun, bagi BI membahas masalah redenominasi juga penting, seperti halnya menurunkan suku bunga. Menurut Darmin, wacana ini dilemparkan karena harus dibicarakan mulai sekarang.

    "Ada yang bertanya mengapa mesti bicarakan redenominasi, mengapa bukan menurunkan suku bunga? Ini perlu dibicarakan sekarang karena perlu waktu 5-10 tahun," ujar Darmin Nasution, di Jakarta, Selasa 3 Agustus 2010.

    Deputi Gubernur BI Budi Rochadi menambahkan keputusan redenominasi bukan hanya keputusan ekonomi, namun juga keputusan politik. Sesudah BI menyelesaikan kajian, bank sentral akan melaporkan ke Presiden. Sehingga keputusannya tak hanya di BI namun juga presiden dan DPR.

    "Karena ini harus dilengkapi perundang-undangan di DPR, ini keputusan semua, ekonomi dan politik," tegasnya.
    Apalagi, Rancangan Undang-Undang soal Mata Uang sedang dibahas DPRs sehingga dibutuhkan dasar hukum yang kuat agar redenominasi bisa berjalan dengan baik.  Bahkan, BI menyebutkan sejumlah alasan mengapa redenominasi perlu dilakukan.

    Pertama
    , mengatasi inefisiensi akibat semakin tingginya waktu dan biaya transaksi karena nilainya semakin lama semakin besar. "Bayangkan, dengan transaksi tunai puluhan juta rupiah, anda perlu bawa tas, secara psikologis itu membuat rasa tidak aman."

    Kedua,
    soal inefisiensi infrastruktur sistem pembayaran yang tentunya membutuhkan biaya besar. Selama ini, beberapa digit angka yang panjang telah merepotkan. Argometer taksi misalnya, dalam pembayaran Rp120 ribu, tertera 120.000. Toko-toko kecil mesin hitung yang mereka miliki juga memiliki batasan digit.

    Ketiga, mata uang rupiah mempunyai kendala dalam pencatatan pembukuan. Sebab, digit yang semakin banyak memiliki risiko kesalahan lebih tinggi. Tentunya bila salah akan menyebabkan biaya yang lebih tinggi.

    Keempat, Indonesia akan memasuki komunitas ekonomi Asean pada 2015. Tentunya, kata Darmin, akan lebih baik jika satuan mata uang Indonesia setara dengan negara-negara Asean tersebut. Saat ini, nilai mata uang Indonesia adalah terbesar ketiga setelah Zimbabwe dan Vietnam.

    Toh, kata Darmin, penyederhanaan mata uang rupiah bukan dilakukan sekarang, tetapi ada tahapannya dan membutuhkan proses waktu yang panjang dari 2011 hingga 2020. Terlebih lagi, redenominasi itu berbeda dengan sanering.
    Redenominasi tidak akan mengubah nilai uang, sedangkan sanering akan membuat nilai uang berkurang dari nilai semula. Selain itu, redenominasi dilakukan saat kondisi ekonomi stabil, sedangkan sanering dilakukan saat ekonomi tidak stabil dan inflasi tinggi.

    "Jadi, masyarakat tidak usah resah dan gelisah, karena tidak ada yang dirugikan," kata Darmin.
    • VIVAnews

    Keutamaan bulan Ramadhan


    Siapa yg membaguskaan akhlaqnya di bulan ini ia akan melewatishirath pada hari ketika kakai-kakitergelincir



    Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari Kiamat.

    Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

    Barangsiapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakannya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

    Barangsiapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturrahim) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

    Barangsiapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka.

    Barangsiapa melakukan shalat fardlu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardlu di bulan yang lain.

    Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan.

    Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat al Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam al Quran pada bulan-bulan yang lain.

    Mari kita perbanyak amal dibulan ini,,,
    Semoga Allah menerima amal kita semua meski masih ada cela padanya,,,
    Semoga Allah melimpahkan rahmatnya pada semua mukmin&mencurahkan hidayah pada kita semua
    Agar cenderung tetap&tetap istiqomah di sisi perjalanan yg tinggal sesaat lagi..Amiin
    Bottom of Form

    Cbox