Rabu, 03 Juli 2013

PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN II


Ramadhan apa persiapan yang harus dilakukan dan Keistimewaan bulan Ramadhan :

RAMADHAN HAMPIR TIBA, APA PERSIAPAN KITA? Marhaban ya Ramadhan...selamat datang ya Ramadhan mari kita sambut dengan penuh cinta..

Ya Allah berikan kepada kami barakah pada bulan Rejab, Sya'ban dan berikanlah kami kesempatan untuk berjumpa kembali dengan RamadhanMu yang suci


Ungkapan di atas merupakan untaian doa yang dilantunkan oleh para sahabat enam bulan sebelum orang-orang yang di cintai Allah tersebut bertemu dengan bulan Ramadhan. Boleh kita bayangkan betapa berharga dan istimewanya Ramadhan bagi mereka sehingga kedatangannya sangat dinanti-nanti dan dirindukan, hingga Rasulullah menyatakan:

"Sekiranya ummatku mengetahui akan kandungan yang dibawa bulan Ramadhan, maka semuanya akan berharap agar sepanjang tahun berisi hanya bulan Ramadhan".

Bagaimana dengan kita, apakah Ramadhan merupakan satu perkara yang istimewa di hati kita?

Keistimewaan Bulan Ramadhan

Ketika bulan sya'ban akan berakhir dan Ramadhan segera menjelang, Rasulullah saw memberikan bekalan ruhani kepada para sahabat mengenai bulan suci Ramadhan.

Rasulullah menganjurkan kepada para shahabat untuk memperbanyak melakukan amal ibadah kerana ibadah pada bulan Ramadhan nilai pahalanya akan dilipat gandakan hingga 700 kali lipat atau lebih, Rasulullah juga menganjurkan sekali untuk memberi makanan berbuka ( iftar ) kepada orang-orang yang berpuasa kerana bagi orang tersebut akan mendapat pahala dari orang yang diberi juadah berbuka puasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Para sahabat bertanya : Ya, rasulullah saya tidak mempunyai apa-apa yang berharga untuk diberikan kepada orang yang berpuasa. Rasulullah menjawab : Sediakanlah apapun yang kau punya walaupun hanya sepotong kurma, seteguk air ataupun segelas susu.

Keistimewaan-keistimewaan lain yang dapat kita peroleh pada bulan Ramadhan adalah:

i. Ramadhan merupakan bulan yang permulaannya penuh rahmat, pertengahannya penuh dengan keampunan dan akhirnya penuh dengan kebebasan dari api neraka.

ii. Allah akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu bagi orang-orang yang melakukan puasa semata-mata kerana keimanan dan mengharapkan keredhaan Allah.

iii. Terbukanya pintu-pintu syurga dan tertutupnya pintu-pintu neraka.

iv. Ibadah wajib yang dilakukan pada bulan Ramadhan akan dilipatgandakan nilai pahalanya, dan bila melakukan ibadah sunnah pahalanya sama dengan ibadah wajib.

v. Di dalam bulan Ramadhan tersebut ada satu malam yang dinamakan malam lailatul qadar yang barangsiapa beribadah pada malam tersebut nilai pahalanya lebih dari beribadah selama 1000 bulan.

Sebelum Ramadhan

Sebelum memasuki bulan Ramadhan ada beberapa persiapan yang perlu dilakukan diantaranya:

i. Berdoa kepada Allah agar kita dapat bertemu dengan bulan Ramadhan. Juga memohon kepadaNya supaya memberikan kekuatan untuk melaksanakan shaum, qiyamullail dan amal sholeh lainnya didalam bulan tersebut.

ii. Membersihkan jiwa dan hati, bertaubat dengan sebenar-benarnya dari dosa dan perbuatan maksiat. Jangan sampai mengotori bulan Ramadhan dan puasa dengan berbagai kemaksiatan dan dosa. Tidak seharusnya seseorang yang melakukan puasa Ramadhan berbuka dengan makanan dari hasil riba, wang rasuah dan penghasilan-penghasilan haram lainnya. Tidak patut seseorang yang menjalankan puasa disatu sisi namun disisi lainnya ia meninggalkan sholat lima waktu yang merupakan rukun Islam kedua. Demikian pula mereka yang pada siang hari menahan lapar dan dahaga namun malam harinya tenggelam bersama dentuman musik, asap rokok dan minuman beralkohol.

Untuk mengantisipasi semua itu maka jauh-jauh sebelum memasuki Ramadhan setiap muslim harus segera bertaubat dan berhenti dari segala apa saja yang dapat merosak nilai-nilai kesucian bulan tersebut.

iii. Mempersiapkan diri dengan banyak beramal sholeh pada bulan Sya'ban terutama sekali puasa. Ini sangat bermanfaat untuk pembukaan dan pengantar sebelum memasuki arena yang lebih besar ( Ramadhan ). Bulan Ramadhan merupakan bulan dibukanya seluruh kebaikan dan rahmat, hanya mereka yang memiliki kesungguhan, daya tahan dan semangat tinggi yang mampu menuai pahala sebanyak-banyaknya. Berpuasa di bulan Sya'ban ini dicontohkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam.

iv. Berusaha untuk tafaqquh ( memahami ) hukum-hukum berkaitan dengan shaum, mengetahui petunjuk Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam sebelum memasuki Ramadhan, mempelajari syarat-syarat puasa, syarat sahnya, pembatal-pembatalnya. Demikian pula kewajipan-kewajipan, larangan, sunnah-sunnah dan yang dibolehkan dalam puasa. Juga tentang amalan lain yang berkaitan dengan bulan Ramadhan seperti qiyamullail, zakat fitrah dan perilaku Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam berkaitan dengan diri dan keluarganya ketika bulan Ramadhan.

v. Mempersiapkan acara-acara ( kegiatan ) dalam mengisi bulan Ramadhan. Diantara kegiatan yang perlu ditekankan adalah qira'atul Qur'an, mempelajari dan menghafalnya, qiyamullail, acara buka puasa bersama, umrah Ramadhan, I'tikaf, sedekah, zikir, penyucian jiwa serta amal-amal sholeh yang lain secara umum.

Beberapa Petunjuk Berkenaan dengan Puasa Ramadhan

i. Seseorang yang dalam keadaan junub tetap harus berniat puasa, meskipun ia mandi janabah setelah terbit fajar ( Shubuh ).

ii. Wanita yang suci dari haidh sebelum fajar tiba ( bulan Ramadhan ), maka wajib berpuasa walaupun ia mandi besar setelah terbit fajar.

iii.
vii. Orang yang sedang berpuasa diperbolehkan membasahi bibir dengan air bila terasa kering dan juga diperbolehkan berkumur-kumur namun dengan syarat tidak tertelan. viii. Disunnahkan mengakhirkan sahur ( melambat-lambatkan ) hingga menjelang fajar dan segera berbuka setelah matahari terbenam ( Maghrib ). Diutamakan berbuka dengan kurma rutab ( hampir masak ), jika tidak ada rutab dengan kurma masak, dan jika tidak ada boleh berbuka denga apa saja yang halal atau cukup dengan minum air apabila tidak menjumpai makanan.

iv Orang yang sedang berpuasa sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah, seperti sholat sunnah, membaca Al Qur'an, berzikir dan bersedekah.


v. Bagi yang sedang berpuasa tetap diharuskan menjaga dan mengamalkan kewajipan-kewajipan yang lain serta menjauhi perbuatan-perbuatan haram. Hendaklah ia menjaga sholat lima waktu dengan menjalankan tepat pada waktunya dan dengan berjemaah di masjid bagi kaum lelaki.

xi. Hendaknya selalu menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela yang dapat menghapus pahala puasa seperti: berdusta, berbuat curang, menipu, riba, berbicara yang haram dan sebagainya.

Aktiviti Di Bulan Ramadhan

i. Berpuasa

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam telah bersabda, ertinya: " Setiap amal baik manusia akan dibalas sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat." Allah Ta'ala berfirman: "( Kecuali puasa ), amal ibadah ini khusus untuk-Ku dan Akulah yang akan membalasnya. Kerana ia telah meninggalkan nafsu makan dan minumnya kerana Aku." Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika menemui Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kasturi." HR Al Bukhari dan Muslim

ii. Qiyamullail

Ia merupakan tradisi Rasulullah Shallallaahu 'alaihi w sallam dan para sahabat. Dalam sebuah riwayat, Nabi pernah bersabda: " Barangsiapa sholat malam dibulan Ramadhan kerana iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampunilah dosanya yang telah lalu." HR.Al Bukhari dan Muslim Aisyah Radhiallaahu 'anha pernah menceritakan bahawa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan sholat malam, dan jika sakit atau keletihan beliau sholat dengan duduk.

Qiyamullail ( tarawih ) di bulan Ramadhan ini sebaiknya dilakukan dengan berjemaah agar tercatat sebagai orang yang melakukan qiyamullail ( secara sempurna ), sebagaimana disebutkan dalam hadith, ertinya: "Barangsiapa yang mendirikan sholat malam bersama dengan imam sampai selesai maka dicatat baginya sholat satu malam." HR penulis As-Sunan

iii. Bersedekah

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam adalah orang yang sangat dermawan, terutama sekali pada bulan Ramadhan. Beliau pernah bersabda: " Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan." HR At Tirmidzi

Bentuk sedekah dibulan suci ini ialah dengan memberi makan kepada saudara kita sesama muslim terutama sekali kepada para fakir miskin dan lebih khusus bagi mereka yang taat dalam beragama. Disebutkan bahawa Abdullah Ibnu Umar Radhiallaahuma'anhu tidak berbuka kecuali bersama anak-anak yatim dan fakir miskin.

Cara lain bersedekah di bulan Ramadhan ialah dengan memberi buka puasa kepada orang-orang yang berpuasa secara umum, mengundang mereka berbuka bersama dan lain sebagainya.
Bersungguh-sungguh dalam membaca Al Qur'an

Dalam hal ini ada dua point penting iaitu :

i. Memperbanyak bacaan Al-Qur'an.

Supaya lebih cepat atau lebih banyak dalam mengkhatamkannya, namun tetap harus memperhatikan kaedah bacaan yang benar. Memperbanyak bacaan Al Qur'an ketika bulan Ramadhan merupakan amalan Rasulullah, sahabat dan para Imam kaum muslimin.

ii. Menangis ketika membaca Al-Qur'an

Hal ini dapat tercapai dengan cara benar-benar meresapi, merenungkan dan memahami makna dari ayat-ayat yang kita baca sehingga akhirnya tenggelam dalam pengaruh keagungan Al-Qur'an yang menggetarkan hati. Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam pernah memberi pandangan mengenai para ahli shuffah ( kaum Muhajirin yang tinggal di Masjid Nabawi ) yang menangis kerana mendengarkan Al-Qur'an surat An Najm 59-60, beliau bersabda, ertinya: " Tidak akan masuk neraka orang yang menangis kerana takut kepada Allah." HR Al Baihaqi

Duduk di masjid hingga terbit matahari

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, ertinya: " Barangsiapa sholat fajar dengan berjema'ah lalu duduk berzikir ( mengingat ) Allah sampai terbit matahari, kemudian sholat dua raka'at baginya pahala seperti haji dan umrah yang sempurna, sempurna, sempurna." HR. At-Tirmidzi dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani

Pahala sebesar ini adalah pada hari-hari biasa, maka bagaimana halnya jika itu dilakukan dalam bulan Ramadhan?

i. I'tikaf ( Berdiam di Masjid dalam rangka ibadah )

I'tikaf merupakan ibadah yang merangkum berbagai macam ketaatan seperti membaca Al Qur'an, sholat, zikir, doa dansebagainya. Ibadah ini sangat ditekankan pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan untuk mendapat lailatul qadar. Diriwayatkan bahawa Nabi Shallallaahu 'alaihi wasallam selalu melakukan i'tikaf pada setiap sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dan pada tahun kewafatannya beliau beri'tikaf duapuluh hari. Al Bukhari

ii. Umrah di bulan Ramadhan

Tentang umrah dibulan ini Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam pernah bersabda, ertinya: " Umrah di bulan Ramadhan menyamai ( pahala ) haji. " dalam riwayat lain, " menyamai ( pahala ) haji bersamaku." HR Al Bukhari dan Muslim

iii. Berusaha meraih lailatul Qadar

Keutamaan malam ini sungguh amatlah besar, sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al Qadr, ertinya: " Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur'an pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan." QS Al Qadr 1-3

Nabi juga berusaha untuk mendapatkan lailatul qadar dan memerintahkan para shahabat dan keluarganya agar berusaha meraih malam itu.

i. Memperbanyak zikir, doa dan istighfar

Diantara waktu-waktu yang mustajab untuk dikabulkannya doa adalah: Ketika berbuka.

Sepertiga malam terakhir, ketika Allah turun ke langit dunia dan berfirman, ertinya: " Sesiapa yang memohon akan Aku beri dan siapa yang minta ampun nescaya akan Aku ampuni."

ii. Beristighfar di waktu sahur.

Hari Jumaat terutama di akhir siangnya ( menjelang Asar ).

1. Do’a Melihat Hilal (bulan sabit tanggal 1)
Dari shahabat ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhuma berkata : Dulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat Al-Hilal beliau mengucapkan doa :

اللهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ وَالتَّوْفِيقِ لِمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى ، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللهُ

“Allahu Akbar, Ya Allah terbitkanlah al-hilal kepada kami dengan keamanan dan iman, dengan keselamatan dan Islam, dan taufiq kepada apa yang Engkau cintai dan Engkau Ridhai. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.”
[HR. At-Tirmidzi (3451), Ad-Darimi (1741), Al-Hakim (II/285) dari shahabat Thalhah bin ‘Ubaidillah. Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1816. diriwayatkan pula oleh Ad-Darimi (1740) dari shahabat Ibnu ‘Umar. Dishahihkan pula oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Kalimith Thayyib no. 162.]

Doa ini dibaca ketika melihat hilal di bulan Ramadhan atau bulan-bulan lainnya.

2. Do’a Berbuka Shaum
Dari Marwan: “Aku melihat Ibnu Umar mengelus janggutnya lalu berhenti dan berkata: “Adalah Rasulullalh shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berbuka membaca:

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتـَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثـَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

“Telah hilang rasa lapar dan basahlah tenggorokan, tetaplah pahala atas kehendak Allah.
(HR. Abu Dawud)

Dari teks hadits di atas dapat disimpulkan bahwa do’a berbuka diucapkan ketika selesai berbuka, bukan pada saat sebelum berbuka.

3. Do’a Menjumpai Lailatul Qadar
Dari Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku bertepatan dengan Lailatul qadar, apa yang kubaca?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah:

اَللــّٰـهُمَّ إِنــَّكَ عَفُوٌّ تــُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau mencintai ampunan, maka ampunilah aku.” (HR. Imam yang lima kecuali Abu Dawud)

4. Takbir Pada Hari ‘Id
Dari Umar dan Ibnu Mas’ud:

اَلله ُأَكْبَرُ اَلله ُأَكْبَرُ لاَ إِلــٰـهَ ِإلاَّ الله ُوَالله ُأَكْبَرُ اَلله ُأَكْبَرُ وَ ِللهِ اْلحَمْدُ

“Allah Maha Agung (2x) Tiada tuhan selain Allah dan Allah Maha Agung, Allah Maha Agung dan bagi Allah segala pujian.”
(Fathul Bari II:462)

6. Do’a Tahni-ah ‘Id
Dari Jubair Bin Nufair berkata: “Para shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mereka bertemu pada hari Raya, satu sama lain saling mengucapkan;

تَقَبَّلَ الله ُمِنَّا وَمِنْكَ

“Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.”
(Fathul Bari:II:446)

Saling memberi selamat dengan kalimat di atas juga bisa diucapkan pada saat memasuki bulan Ramadhan. Wallahu a’lam.

 

 
Sumber:internet tentang Bulan Ramadhan

Persiapan Menyambut Ramadhan Secara Maksimal


Ramadhan adalah bulan penuh berkah, penuh berkah dari semua sisi kebaikan. Oleh karena itu, umat Islam harus mengambil keberkahan Ramadhan dari semua aktifitas positif dan dapat memajukan Islam dan umat Islam. Termasuk dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan pemberdayaan umat. Namun demikian semua aktifitas yang positif itu tidak sampai mengganggu kekhusu’an ibadah ramadhan terutama di 10 terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjadikan bulan puasa sebagai bulan penuh amaliyah dan aktivitas positif. Selain yang telah tergambar seperti tersebut di muka, beliau juga aktif melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan. Rasulullah saw. menikahkan putrinya (Fathimah) dengan Ali RA, menikahi Hafsah dan Zainab.

Persiapan Mental

Persiapan mental untuk puasa dan ibadah terkait lainnya sangat penting. Apalagi pada saat menjelang hari-hari terakhir, karena tarikan keluarga yang ingin belanja mempersiapkan hari raya, pulang kampung dll, sangat mempengaruhi umat Islam dalam menunaikan kekhusu’an ibadah Ramadhan. Dan kesuksesan ibadah Ramadhan seorang muslim dilihat dari akhirnya. Jika akhir Ramadhan diisi dengan i’tikaf dan taqarrub yang lainnya, maka insya Allah dia termasuk yang sukses dalam melaksanakan ibadah Ramadhan.

Persiapan Ruhiyah (Spiritual)

Persiapan ruhiyah dapat dilakukan dengan memperbanyak ibadah, seperti memperbanyak membaca Al-Qur’an saum sunnah, dzikir, do’a dll. Dalam hal mempersiapkan ruhiyah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mencontohkan kepada umatnya dengan memperbanyak puasa di bulan Sya’ban, sebagaimana yang diriwayatkan ‘Aisyah ra. berkata:” Saya tidak melihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyempurnakan puasanya, kecuali di bulan Ramadhan. Dan saya tidak melihat dalam satu bulan yang lebih banyak puasanya kecuali pada bulan Sya’ban ”. [HR Muslim]

Persiapan Fikriyah

Persiapan fikriyah atau akal dilakukan dengan mendalami ilmu, khususnya ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa tidak menghasilan kecuali lapar dan dahaga. Hal ini dilakukan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup. Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka tidak menghasilkan kecuali kesia-siaan belaka.

Persiapan Fisik dan Materi

Seorang muslim tidak akan mampu atau berbuat maksimal dalam berpuasa jika fisiknya sakit. Oleh karena itu mereka dituntut untuk menjaga kesehatan fisik, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Rasulullah mencontohkan kepada umat agar selama berpuasa tetap memperhatikan kesehatan. Hal ini terlihat dari beberapa peristiwa di bawah ini :

• Menyikat gigi dengan siwak (HR. Bukhori dan Abu Daud).

• Berobat seperti dengan berbekam (Al-Hijamah) seperti yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim.

• Memperhatikan penampilan, seperti pernah diwasiatkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra, agar memulai puasa dengan penampilan baik dan tidak dengan wajah yang cemberut. (HR. Al-Haitsami).

Sarana penunjang yang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Idealnya seorang muslim telah menabung selama 11 bulan sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusu’ dan tidak berlebihan atau ngoyo dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusu’an ibadah Ramadhan.

Merencanakan Peningkatan Prestasi Ibadah (Syahrul Ibadah)

Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus meningkat. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan sebuah bangsa. Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS AR- Ra’du 11).

Diantara bentuk-bentuk peningkatan amal Ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan, ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: infak, memberi makan kepada tetangga dan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Juga merencanakan untuk mengurangi pola hidup konsumtif dan memantapkan tekad untuk tidak membelanjakan hartanya, kecuali kepada pedagang dan produksi negeri kaum muslimin, kecuali dalam keadaan yang sulit (haraj).

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrut Taubah (Bulan Taubat)

Bulan Ramadhan adalah bulan dimana syetan dibelenggu, hawa nafsu dikendalikan dengan puasa, pintu neraka ditutup dan pintu surga dibuka. Sehingga bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat kondusif untuk bertaubat dan memulai hidup baru dengan langkah baru yang lebih Islami. Taubat berarti meninggalkan kemaksiatan, dosa dan kesalahan serta kembali kepada kebenaran. Atau kembalinya hamba kepada Allah SWT, meninggalkan jalan orang yang dimurkai dan jalan orang yang sesat.

Taubat bukan hanya terkait dengan meninggalkan kemaksiatan, tetapi juga terkait dengan pelaksanaan perintah Allah. Orang yang bertaubat masuk kelompok yang beruntung. Allah SWT. berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS An-Nuur 31).

Oleh karena itu, di bulan bulan Ramadhan orang-orang beriman harus memperbanyak istighfar dan taubah kepada Allah SWT. Mengakui kesalahan dan meminta ma’af kepada sesama manusia yang dizhaliminya serta mengembalikan hak-hak mereka. Taubah dan istighfar menjadi syarat utama untuk mendapat maghfiroh (ampunan), rahmat dan karunia Allah SWT. “Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” [QS Hud : 52]

Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Da’wah

Bulan Ramadhan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para da’i dan ulama untuk melakukan da’wah dan tarbiyah. Terus melakukan gerakan reformasi (harakatul ishlah). Membuka pintu-pintu hidayah dan menebar kasih sayang bagi sesama. Meningkatkan kepekaan untuk menolak kezhaliman dan kemaksiatan. Menyebarkan syiar Islam dan meramaikan masjid dengan aktifitas ta’lim, kajian kitab, diskusi, ceramah dll, sampai terwujud perubahan-perubahan yang esensial dan positif dalam berbagai bidang kehidupan. Ramadhan bukan bulan istirahat yang menyebabkan mesin-mesin kebaikan berhenti bekerja, tetapi momentum tahunan terbesar untuk segala jenis kebaikan, sehingga kebaikan itulah yang dominan atas keburukan. Dan dominasi kebaikan bukan hanya dibulan Ramadhan, tetapi juga diluar Ramadhan.

Menjadikan Ramadhan sebagai Syahrul Muhasabah (Bulan Evaluasi)

Dan terakhir, semua ibadah Ramadhan yang telah dilakukan tidak boleh lepas dari muhasabah atau evaluasi. Muhasabah terhadap langkah-langkah yang telah kita perbuat dengan senantiasa menajamkan mata hati (bashirah), sehingga kita tidak menjadi orang/kelompok yang selalu mencari-cari kesalahan orang/kelompok lain tanpa mau bergeser dari perbuatan kita sendiri yang mungkin jelas kesalahannya. Semoga Allah SWT senantiasa menerima shiyam kita dan amal shaleh lainnya dan mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat beribadah kita sekalian sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia yang lebih baik, lebih aman, lebih adil dan lebih sejahtera. Dan itu baru akan terwujud jika bangsa ini yang mayoritasnya adalah umat Islam kembali kepada Syariat Allah.

Sumber : Panduan Ibadah Ramadhan, Iman Santoso, Lc.

 

PERSIAPAN MENJELANG RAMADHAN

* Tips Persiapan Bulan Ramadhan*
Tentunya ada diantara sahabat yang merasa kebingungan, mengenai apa-apa saja yang harus dan perlu
dipersiapkan menjelang bulan Ramadhan. Untuk itu, bolehlah diterapkan persiapan-persiapan berikut ini :

1- I'dad Ruhi Imani, yakni persiapan ruh keimanan.

Orang-orang yang sholeh biasa melakukan persiapan ini seawal mungkin
sebelum datang Ramadhan. Bahkan mereka sudah merindukan kedatangannya
sejak bulan Rajab dan Sya'ban. Biasanya mereka berdoa : "Ya Allah, berikanlah
kepada kami keberkatan pada bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami
kepada Ramadhan."

Dalam rangka persiapan ruh keimanan itu, dalam surah At-Taubah Allah
melarang kita melakukan berbagai maksiat dan kedzhaliman sejak bulan Rajab.
Tapi bukan berarti di bulan lain dibolehkan. Hal ini dimaksudkan agar
sejak bulan Rajab kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan,bulan
Rajab dan Sya'ban adalah masa pemanasan *(warming up),*sehingga ketika memasuki
Ramadhan kita sudah bisa bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu bak
sudah terbiasa.

2- I'dad Jasadi, yakni persiapan fizikal.

Untuk memasuki Ramadhan kita sebaiknya menyediakan fizikal yang lebih kuat
dan bersedia daripada biasanya. Sebab, jika fizikal lemah, boleh menjadikan kemuliaan
yang dilimpahkan oleh Allah swt. pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal.

Maka, sejak bulan Rajab Rasulullah dan para sahabat membiasakan diri melatih
fizikal dan mental dengan melakukan puasa sunnah, banyak berinteraksi dengan al-
Qur'an, biasa bangun malam (qiyamul-lail), dan meningkatkan aktiviti seketika
berkecimpung dalam masyarakat.

3- I'dad Maaliyah, yakni persiapan harta.

Jangan salah faham, persiapan harta bukan untuk membeli keperluan
berbuka puasa atau hidangan di hari raya sebagaimana tradisi kita selama ini.
Mempersiapkan harta adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhan
padanya disediakan peluang yang banyak untuk bersedekah.

4- I'dad Fikri wa Ilmi, yakni persiapan intelektual dan keilmuan.

Agar ibadah Ramadhan dapat direbut seoptima mungkin, diperlukan bekal wawasan dan
tashawur (persepsi) yang benar tentang Ramadhan. Antaranya dengan membaca berbagai
bahan rujukan dan menghadiri majlis ilmu tentang Ramadhan.

Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntunan Rasulullah saw.
seketika Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan pelbagai jenis ibadah,
atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, juga penting untuk dipersiapkan.

Semoga persiapan yang dilakukan mampu menjadikan ibadah puasa kita kali ini adalah yang
terbaik dalam sejarah puasa yang kita lakukan. Dan semoga ianya diterima oleh Allah swt. dan
diberikan ganjaran yang sewajarnya bila amal dihitungkan untuk diberikan pembalasan.

Aaamiin.

Ubahsuai sumber internet.

Cbox