Rabu, 24 Desember 2014

“arti sebuah sahabat sejati”

ketika seorang sahabat sejati bertanya kepada sahabatnya.”apa aku pernah melakukan salah padamu?”.
sahabatnya akan menjawab ” ya,tapi aku sdah melupakan kesalahanmu”. ketika sahabat sejati berbalik bertanya kepada sahabatnya,”apakah aku pernah bersalah padamu?. sahabatnya akan menjawab,”ya, tapi aku sudah lupa akan hal itu”.
ketika seorang bertanya” apa yang telah kamu lakukan untuk sahabatmu?”
seorang sahabat aka menjawab,” aku tidak tahu.” sebab seorang sahabat tidak pernah meminta imbalan dari apa yang telah diperbuatnya dengan tulus.
ketika seorang sahabat sejati memarahi sahabatnya, dan sahabatnya bertanya”mengapa kamu memarahiku?”.
sahabat akan menjawab,”demi kebaikanmu”.
ketika seseorang bertanya,” apakah alasanmu menjadi sahabatnya?”
ia akan menjawab,”tidak tahu”. sebab sahabat sejati tdk pernah memanfaatkan,tdk pernah memandang kelemahan dan kelebihan.
ketika kau jatuh,ia akan berusaha menopangkan tangannya supaya kau tidak tergeletak.
ketika kau bersuka,ia akan berada disisimu dan turun merasakan kebahagiaanmu.
ketika kau berduka, ia akan berada disampingmu,meskipun ia tidak tahu bagaimana cara menghiburmu.Tetap mendengarmu,mendengar setiap kata yang keluar dari mulutmu. meskipun kau hanya mengaduh dan meskipun ia tidak tahu bagaimana solusi mesalahmu. ketika kau mengatakan cita-citamu. ia akan mendukung dan berdoa untukmu.
ketika ia bersuka, kau juga akan bersuka karenanya
ketika ia berduka, kau yang ada di sampingnya
sahabat adalah memberi tanpa ada maksud belakangnya, bukan hanya menerima
sahabat tidak pernah membungkus racun dengan permen manis
persahabatan tidak diukur oleh berapa lamanya waktu, tetapi berapa besar arti persahabat itu sendiri.
persahabat tidak di ukur dari kesuksesan yang diperoleh, tetapi dari berapa besar dukungan yang diberikan.
ia menyayangimu, bahkan lebih dari dirinya sendiri.
persahabatan tidak pernah mulus tatapi yang membuat indah adalah ketika mereka berhasil menjalani bersama,meskipun harus melalui pertumpahan air mata.
hal yang paling membuat sahabatmu sedih adalah ketika kamu, sebagai seorang sahabat, membohongi dengan alasan apapun sebab ia sangat percaya padamu.
hanya satu yang sahabatmu minta kepadamu; supaya ia menjadi bagian hidupmu.

Minggu, 02 November 2014

20 PERISTIWA PENTING ISLAM DI BULAN MUHARRAM

Muslimedianews.com ~ Muharram merupakan bulan pertama dalam tahun Islam (Hijrah). Sebelum Hijrah Rasulallah dari Mekah ke Yathrib kiraan bulan dibuat mengikut tahun masihi. Hijrah Rasulullah telah memberi kesan besar kepada Islam samada dari sudut dakwah Rasulullah, ukhuwwah dan syiar Islam itu sendiri.

Pada asasnya, Muharram membawa maksud “diharamkan” atau “dipantang” iaitu Allah SWT melarang melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Namun demikian larangan ini ditamatkan setelah pembukaan Mekah. (QS. Al Baqarah: 91). Sejak pemansuhan itu, umat Islam boleh melaksanakan tugas dan ibadat harian tanpa terikat lagi dengan larangan tersebut.

Antara Peristiwa-Peristiwa Penting Islam Di Bulan Muharram:

1. 1 Muharram – Khalifah Umar Al-Khattab mula membuat penetapan kiraan bulan dalam Hijrah.
2. 10 Muharram – Dinamakan juga hari “Asyura” pada hari itu banyak terjadi peristiwa penting yang mencerminkan kegemilangan bagi perjuangan yang gigih dan tabah dari menegakkan keadilah dan kebenaran.  
 
Pada 10 Muharram juga telah berlaku:
1. Nabi Adam bertaubat kepada Allah
2. Nabi Idris diangkat oleh Allah ke langit.
3. Nabi Nuh diselamatkan Allah keluar dari perahunya sesudah bumi ditenggelamkan selama 6 bulan
4. Nabi Ibrahim diselamatkan Allah dari pembakaran Raja Namrud
5. Allah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa
6. Nabi Yusuf dibebaskan dari penjara
7. Penglihatan Nabi Yaakob yang kabur dipulihkkan Allah
8. Nabi Ayub dipulihkan Allah dari penyakit kulit yang dideritainya
9. Nabi Yunus selamat keluar dari perut ikan paus setelah berada di dalamnya selama 40 hari 40 malam
10. Laut Merah terbelah dua untuk menyelamatkan Nabi Musa dan pengikutnya dari tentera Firaun
11. Kesalahan Nabi Daud diampuni Allah
12. Nabi Sulaiman dikurniakan Allah kerajaan yang besar
13. Hari pertama Allah menciptakan alam
14. Hari Pertama Alllah menurunkan rahmat
15. Hari pertama Allah menurnkan hujan
16. Allah menjadikan ‘Arasy
17. Allah menjadikan Luh Mahfuz
18. Allah menjadikan alam
19. Allah menjadikan Malaikat Jibril
20. Nabi Isa diangkat ke langit.


Penulis : KH. Abdurrahman Navis, Lc., MHI
(Direktur Aswaja Center Jawa Timur)


Kunjungi www.facebook.com/muslimedianews Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2013/11/20-peristiwa-penting-islam-di-bulan.html#ixzz3HvngsJaN

Jurus Mengendalikan Amarah

Bagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan para sahabat ketika marah, lalu apa yang harus kita lakukan ketika marah melanda kita?
Pertama, andaipun memang harus marah, maka marahlah dengan cara sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Yaitu, marah yang benar, tegas dan santun. InsyaAllah, marah dengan cara yang demikian akan memberikan jalan keluar terhadap permasalahan yang tengah dihadapi.
Kedua, bersikaplah tawadlu dan jangan banyak keinginan. Mengapa? Karena di saat kita banyak keinginan, maka akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan kita akan merasakan kekecewaan yang berlanjut kepada kemarahan. Yaitu, saat keinginan-keinginan kita itu tidak terpenuhi.
Bukan berarti tidak boleh memiliki keinginan. Melainkan maksudnya adalah bahwa kita harus selalu siap menghadapi segala kemungkinan. Karena tidak setiap keinginan kita akan terwujud. Semakin ingin dihargai, dihormati, dipuji, dikagumi, dibalasbudi, akan semakin sering sakit hati dan ngambek.
Ketiga, ucapkanlah “`A’udzubillahi minasyaithaanirrahjiim” (Aku berlindung kepada Allah, dari godaan syaitan yang terkutuk.). Karena kemarahan itu adalah bentuk hasutan syaitan.
Sulaiman Ibnu Sard RA. meriwayatkan, “Pernah dua orang yang saling mencerca satu sama lain di hadapan Rasulullah Saw.. Sementara itu, kami sedang duduk di sisi beliau. Salah seorang dari mereka menghina yang lainnya dengan diiringi kemarahan, hingga merah mukanya. Maka, Rasulullah Saw. bersabda, “Aku mengetahui suatu kalimat yang jika diucapkan olehnya (orang yang sedang marah), maka akan hilang kemarahannya. Hendaklah dia berkata, “A’udzubillahi minasy syaithanir rajim (Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat, diamlah sejenak. Jangan bereaksi dahulu ketika amarah terasa bergejolak. Karena akhlaq itu adalah respon yang spontan.  Sebagai contoh, saat kita keluar dari masjid dan kita mendapati sandal kita raib dari tempatnya, ada orang yang secara spontan langsung mengungkapkan kejengkelan dan kemarahannya bahkan dengan kata-kata yang tidak baik. Dalam contoh situasi seperti ini, maka sebaiknya sikap yang kita lakukan adalah menahan diri untuk bereaksi secara spontan.
Lebih baik diam sejenak sembari berpikir, ah barangkali sandalnya tertukar. Atau, oh barangkali sandalnya sedang dipinjam sebentar oleh seseorang yang tidak sempat memohon izin karena mendesak dan tidak tahu siapa pemiliki sandal itu. Atau,  oh barangkali sandalnya memang hilang berarti tanda akan punya sandal baru. Toh, tidak mungkin jika hal kehilangan itu menyebabkan dirinya jadi tidak punya sandal seumur hidupnya.
Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw. bersabda, “Apabila di antara kalian marah maka diamlah.” Baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallamucapkan sebanyak tiga kali.” (HR. Ahmad)
Suatu ketika aa diundang untuk ceramah di sebuah perusahaan. Namun, di lokasi acara itu ternyata baru ada aa, direktur perusahaan tersebut dan beberapa orang panitia saja. Sedangkan karyawan belum ada satu orang pun. Baru setengah jam kemudian mulailah berdatangan satu persatu karyawan dari perusahaan itu. Sang direktur nampaknya kurang berkenan dan kesal terhadap karyawan-karyawannya yang terlambat itu.
Kemudian, sang direktur itu berbicara kepada karyawannya, “Saudara-saudara, ini pertama kali saya melihat keadaan seperti ini. Sejujurnya saya marah. Oleh karena itu saya tidak berani berbicara panjang lebar. Nanti kalau sudah reda, baru akan saya beri tindakan. Wassalamu’alaikum.” Sang direktur mengucapkan hal ini dengan nada yang rendah namun tegas dan pasti.
Ini adalah contoh yang baik. Sang direktur tidak mau berkata apa-apa dalam keadaan marah karena ia takut tidak adil dan takut berlebihan. Oleh karena itu, jika kita sedang berada dalam situasi marah seperti itu, maka pilihlah sikap diam. Tahanlah amarah itu hingga reda. Jika masih membara, maka lakukanlah langkah berikutnya yaitu langkah ketiga di bawah ini.
Kelima, sesuai dengan sunnah Rasulullah Saw., apabila kita sedang dalam keadaan marah yang tidak juga bisa reda dengan sikap diam, maka apabila keadaan kita sedang berdiri, duduklah. Jika dengan duduk masih juga belum bisa reda, maka berbaringlah. Tentu saja bukan berarti harus berbaring di sembarang tempat. Maksudnya adalah, ketika amarah masih belum juga reda, carilah situasi yang lebih bisa menenangkan dan menentramkan hati.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang kalian marah dan dia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah duduk. Jika masih belum reda marahnya, maka hendaklah berbaring.” (HR. Ahmad).
Hal ini karena marah dalam keadaan berdiri lebih besar kemungkinannya untuk melakukan keburukan dan kerusakan daripada dalam keadaan duduk. Sedangkan berbaring lebih jauh aman daripada duduk dan berdiri.
Keenam, ambillah wudhu. Air wudhu insyaAllah akan menentramkan hati yang panas dibakar amarah.
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,  “Sesungguhnya, kemarahan itu berasal dari syaitan. Dan syaitan  tercipta dari api. Dan sesungguhnya, api itu dapat dipadamkan dengan air. Jika salah seorang diantara kalian marah, maka berwudhulah.”  (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Sahabatku, untuk menghindari letupan amarah, kurangilah keinginan-keinginan dan kurangi juga keinginan untuk mendapatkan segala hal yang sempurna. Orang yang senantiasa ingin mendapatkan segala hal yang sempurna biasanya jauh lebih sensitif untuk terpancing amarah. Mengapa? Karena, hakikatnya di dunia ini memang tak ada yang sempurna. Selalu ada saja kekurangan dalam hal apapun.
Ketika kita bisa mengendalikan kemarahan kita, maka kita akan merasakan keadaan yang jauh lebih enak dan lega. Kemarahan biasanya selalu meninggalkan penyesalan dan rasa sakit. Sedangkan saat kita bisa menahannya kemudian menyampaikan uneg-uneg kita dengan cara yang santun, itu justru akan memberikan hasil yang efektif, yaitu maksud tersampaikan tanpa ada penyesalan dan tanpa ada yang tersakiti. Keputusan yang kita buat pun akan jauh lebih baik.
Ketika kita memarahi orang lain, kemudian dia memenuhi kehendak kita, itu bukanlah karena ia suka melakukannya melainkan karena rasa takut, tertekan dan keterpaksaan. Padahal cara yang paling baik untuk menggerakkan orang lain adalah dengan menyentuh hatinya sehingga ia menuruti kehendak kita benar-benar karena kehendak hatinya sendiri yang ridha. Tak ada orang yang senang berada di dekat orang yang marah. Orang selalu senang dan nyaman berada di dekat orang yang bisa mengendalikan amarahnya.
Untuk menjadi orang yang mampu mengendalikan amarah, yang harus kita miliki adalah tekad untuk benar-benar mau belajar mengendalikannya. Selain itu, kita pun harus tahu saat-saat paling sensitif kita mudah marah. Pada saat inilah tingkatkan kesadaran kita untuk tidak marah dan menghindari kemungkinan-kemungkinan terpancingnya kemarahan.
Setelah tadi kita membahas panjang lebar bagaimana cara mengendalikan amarah yang ada di dalam diri kita, lalu bagaimana cara kita menghadapi orang-orang yang pemarah?
  1.  Pahami apakah orang ini memang memiliki karakter yang mudah marah atau tidak. Jika memang itu sudah menjadi karakternya, maka kita bisa ketahui apa saja hal-hal yang bisa mudah memancing kemarahannya sehingga kita bisa menghindari hal-hal yang berpotensi meletupnya kemarahannya.
  2. Teori batu. Ketika batu dilempar kepada seseorang lalu batu itu mengenainya, maka batu itu kemudian akan mental. Nah, dalam penggambaran ini, semestinya tangkaplah batu itu agar tidak mental. Karena sesungguhnya orang yang sedang marah itu ingin agar kemarahannya diterima. Menghadapi orang yang sedang marah, jangan hadapi dengan kemarahan. Hadapi saja dengan sikap tenang dan dengarkan hingga ia berhenti sendiri dan reda kemarahannya.
  3. Kalau kita melihat orang yang pemarah, jadikanlah pelajaran. Bahwa seperti itulah buruknya kemarahan, dan saya tidak ingin buruk seperti dia.
  4. Jika kita ingin marah, ingatlah sesungguhnya marah akan menimbulkan rasa sakit hati. Ingat penggambaran paku yang dicabut sebagaimana sudah diulas di atas. Tidak mudah mengobati luka di hati.
  5. Jika kita menghadapi orang yang pemarah,  jadilah pemaaf. Jangan ladeni kemarahan dengan kemarahan. Kemuliaan akan Allah anugerahkan kepada orang-orang yang berlapang dada. Untuk menjadi orang yang berlapang dada, jadilah orang yang selalu rendah hati dan sadar bahwa segala sesuatu hanyalah titipan Allah Swt.. semata. Serta, kurangilah harapan kita terhadap orang lain untuk memenuhi keperluan pribadi kita. Semakin kita tidak berharap kepada orang lain, semakin kecil kemungkinan kita untuk sakit hati, dan semakin jauh pula kita dari rasa kecewa dan amarah.
Saudaraku, adalah mustahil kita berjumpa dengan orang yang sempurna. Sebaik apapun kita, pasti ada saja orang yang tidak suka kepada kita. Apabila ada orang yang tidak suka kepada kita, jangan sampai itu membuat kita jadi sengsara. Karena orang yang tidak suka kepada kita itu tidak membahayakan kita. Hal yang membahayakan adalah justru bila kita tidak suka kepada dia. Coba, yang membuat kita jadi gelisah adalah bukan karena penghinaan dia, tapi keinginan kita untuk dihormati.
Orang yang tidak suka dan sebel kepada kita itu adalah orang yang setia kepada kita. Siang malam dia memikirkan kita, ingat kepada kita. Kita sudah tidur, dia masih terjaga memikirkan diri kita. Kemana-mana dia pergi, kita dibicarakan. Kita ini diidolakan olehnya. Setiap dia membicarakan kejelekan kita atau menjelek-jelekkan kita, pahalanya sampai kepada kita, dan dosa kita dipikul oleh dia. Bukankah itu pengabdian tiada tara yang dia lakukan kepada kita?!
Kerugian itu adalah apabila kita sebel kepada orang lain. Waktu kita habis sia-sia, pikiran kita lelah, hati kita penat, dan dosa kita malah bertambah. Janganlah tiru keburukan dengan keburukan. Untuk apa kita berpendidikan, sekolah, belajar jika hanya untuk meniru keburukan yang orang lain lakukan.
Orang yang bisa bersikap tenang itu adalah orang lebih kuat dan menyegankan dibandingkan orang yang mudah marah besar. Semakin tenang seseorang, semakin bisa dia menahan amarah, semakin bisa dia tidak membalas marah dengan kemarahan, maka semakin jernih dan berwibawalah dirinya. Juga semakin dicintai dan semakin bermanfaatlah dirinya. Inilah berkah dari mengendalikan amarah.
Amarah adalah sikap yang negatif. Tetapi apabila amarah itu mendekatkan diri kita kepada Allah Swt., maka itu adalah amarah yang positif. Sebelum memeluk Islam, ‘Umar bin Khattab RA. adalah orang yang sangat temperamen dan keras. Tetapi setelah masuk Islam, sikapnya yang seperti demikian itu disesuaikan dengan ajaran Islam. Sehingga dampak yang terjadi sungguh sangat luar biasa terhadap perkembangan Islam itu sendiri.
Marahlah dengan marah yang bisa menjadi amal shaleh. Yaitu seperti marah ketika kebenaran diinjak-injak. Marah ketika keluarga dinistakan. Marahlah ketika Islam dinistakan. Marahlah dalam rangka membela dan menegakkan kebenaran. Kemarahan dalam membela kebenaran seperti ini adalah ibadah.
Akan tetapi, kemarahan seperti demikian, tidak boleh membuat kita menjadi orang yang dzalim. Tetaplah segala sesuatu harus pada tempatnya. Bahkan di dalam ajaran Islam, dalam pertempuran sekalipun tidak boleh ada kedzaliman. Segala hal memiliki koridornya. Demikian juga dengan kemarahan. Rasulullah Saw. telah mencontohkan bagaimana semestinya seorang muslim sejati menyikapi amarahnya.
Duhai Allah, ampuni dosa-dosa yang telah kami perbuat dengan lisan ini. Ampuni jikalau kemarahan kami mendzalimi dan menjadi kesulitan bagi hamba-hamba-Mu.
Ya Allah, karuniakan kepada kami kesanggupan menahan lisan ini dari kemungkaran. Kesanggupan menjaga amarah dan kemampuan memaafkan orang-orang yang menyakiti kami. Ya Allah, selamatkan umat dan bangsa ini dari amarah yang membawa bencana dan malapetaka. `aamiin..

Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.

Rabu, 24 September 2014

30 Keajaiban Selawat


1) Sabda Rasullah SAW : Barangsiapa yang berselawat keatasku sekali, nescaya Allah akan turunkan rahmat keatasnya 10 kali ganda – (HR Muslim.)

2) Allah akan hapuskan dosa2 kecil dengan kita mengamalkan berselawat sebanyak 11 kali setiap kali selesai menunaikan solat fardu.

3) Jodoh ditentukan oleh Allah. Amalkan selawat 100 kali sehari, insya Allah akan dipermudahkan bertemu jodoh sama ada lelaki @ wanita.

4) Setiap penyakit ada penawarnya. Bacalah selawat 7 kali pada air dan minum. Insya Allah, perut yang sakit atau memulas akan sembuh.

5) Sesiapa yang amal membaca selawat 3 kali setiap selepas solat 5 waktu akan dihilangkan kebuntuan fikiran dalam menghadapi apa jua masalah.

6) Amalkan membaca selawat sebanyak 1000 kali sehari, insya Allah akan dikurniakan kebijaksanaan pemikiran. Di samping itu berusahalah untuk menerokai pelbagai ilmu.

7) Sesiapa yang mengamalkan berselawat 11 kali setiap hari, dengan izin Allah dirinya akan lebih dihormati dan dihargai oleh orang lain.

8)Menurut Sayyid Ahmad Dahlan, sesiapa yang berselawat walau sekali pada malam Jumaat, saat mautnya kelak akan dipermudahkan Allah seperti yang dihadapi oleh para nabi.

9) Sesiapa yang berselawat 41 kali sehari, Insya Allah akan dihindarkan daripada sifat tercela seperti hasad dengki, dan sebagainya dalm dirinya.

10) Sesiapa yang amalkan berselawat 1000 kali pada malam Jumaat, Insya Allah akan beroleh kebahagiaan samada di dunia mahupun di akhirat.

11) Amalkan selawat 11 kali tiap kali selesai solat fardu kerana Allah akan mengindahkan akhlaknya menjadi lebih disenangi di kalangan orang lain.

12) Berselawat 33 kali sehari dapat menjernihkan hati, mudah memahami akan sesuatu ilmu yang diajarkan, di samping beroleh ketenangan fikiran.

13) Sesiapa yang berselawat tak kiralah banyak mana hitungannya setiap hari akan dapat keberkatan dalam apa jua dengan syarat ia berusaha mencari keredhaanNya.

14) Amalan berselawat sebanyak yang mungkin setiap hari menjamin keselamatan hidup dan 
pertolongan Allah, lebih-lebih lagi pada saat kita menghadapi kesukaran hidup.

15) Menurut Syibab Ahmad, sesiapa berselawat 3 kali setiap selesai solat Subuh, Maghrib & Isyak, 
Allah akan menghindarkannya daripada sebarang bencana.

16) Sesiapa yang amalkan berselawat sebanyak 1000 kali setiap hari, Allah akan memeliharanya daripada sebarang ancaman musuh serta bahaya fitnah.

17) Amalan berselawat secara teratur setiap hari mampu membersihkan kekeruhan jiwa, dipermudahkan Allah akan segala urusan dan mendapat keampunan daripadaNya.

18) Menurut As-Shawi, sesiapa yang membaca selawat secara rutin, akan terpelihara hatinya daripada gangguan serta tipu daya syaitan yang melalaikan.

19) Membaca selawat 10 kali pada setiap waktu pagi dan petang akan memperolehi keredhaan serta dijauhkan diri daripada mendapat kemurkaan Allah.

20) Sesiapa yang membaca selawat sebanyak 7 kali selama 7 Jumaat berturut2, ia bakal mendapat syafaat (pertolongan) daripada baginda SAW.

21) Menurut Al-Hafiz Dimyati, sesiapa yang berhajat menemui Nabi SAW dalam mimpinya maka amalkan membaca selawat sebanyak 70 kali sehari.

22) Ada riwayat yang menyatakan bahawa amalan berselawat 80 kali tiap selepas solat Asar pada hari Jumaat, InsyaAllah akan dihapuskan dosa2 kecil seseorang.

23) Sesiapa yang sering mengamalkan berselawat pada setiap hari, Allah akan bukakan pintu rahmat dan rezeki yang tidak disangka-sangka baginya.

24) Jiwa yang resah gelisah dapat ditenangkan dengan zikir, termasuklah berselawat sekerap yang 
mungkin kerana Allah itu Maha Luas rahmatnya.

25) Ulamak berpendapat, sesiapa yang mengamalkan selawat saban hari tak kira berapa hitungannya, 
insya Allah dihindarkan daripada taun dan wabak penyakit berbahaya yang lain.

26) Membaca selawat 1000 kali selepas solat hajat 2 rakaat mampu menghilangkan keresahan, rasa dukacita serta dikabulkan Allah akan hajatnya.

27) Menurut para ulama, sesiapa yang inginkan saat kematiannya dalam kesudahan yang baik, maka berselawatlah sebanyak 10 kali setiap selesai solat Maghrib.

28) Para Ulamak berpendapat, Allah akan sempurnakan hajat yang baik dengan sentiasa berselawat 40 hingga 100 kali setiap hari, diikuti dengan usaha yang berterusan.

29) Sabda Nabi SAW: Barangsiapa yang berselawat kepadaku sebanyak 100 kali pada hari Jumaat, maka ia akan datang pada hari kiamat dengan keadaan bercahaya – HR Abu Naim.

30) Sabda Nabii SAW: Barangsiapa berselawat kepadaku 10 kali pada waktu pagi dan 10 kali pada waktu petang tiap hari, ia akan beroleh syaafaatku pada hari kiamat – HR Thabrani
sumber; www.http://singabiru46.blogspot.com/2013/04/30-keajaiban-selawat.html

Kamis, 11 September 2014

Kata Mutiara


Mutiara kata adalah suatu keindahan bahasa yg dapat memberi pedoman kepada mereka yg menghayati.Keindahan kata-kata itu turut memberi motivasi dan inspirasi bagi mereka yg menjiwai…
Berimanlah…… Kerana iman boleh menghilangkan keresahan dan melenyapkan kegundahan. Keimanan adalah penyejuk mata hati orang-orang yang meng-Esa-kan Allah dan hiburan bagi orang-orang yang suka beribadah.
Ketahuilah bahawa dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang dan dosa akan terhapus. Dengan mengingati Allah, Dzat Yang Maha Mengetahui segala hal yang ghaib akan meredhai dan segala kesusahan akan lenyap.
Redhalah dengan takdir yang telah di tentukan dan rezeki yang telah di bahagi itu dengan hati yang terbuka. Segala sesuatu itu sudah ada ukurannya, maka tinggalkanlah keluh kesah.
Suatu hari nanti kita pasti berhenti bekerja dengan manusia, tetapi tiada istilah berhenti bekerja dengan Allah melainkan perjuangan berakhir bersama nafas terakhir.
Kata-kata yang di ucapkan sembarangan, dapat mewujudkan perselisihan.
Kata-kata yang kejam dapat menghancurkan satu kehidupan,
Kata-kata yang di ucapkan pada tempatnya dapat meredakan ketegangan.
Kata-kata yang penuh cinta dapat menyembuhkan dan memberkati.
Pernah seorang sahabat berkata : “Sepanjang hari dalam hidupku, jika sehari tidak bertambah ilmu pengetahuan yang boleh mendampingi diriku kepada Allah Yang Mulia lagi Maha Agung, maka tidak ada keberkatan bagiku semenjak terpancarnya matahari pada hari itu
Ambillah waktu untuk berfikir, itu adalah sumber kekuatan.
Ambillah waktu untuk bermain, itu adalah rahsia dari masa muda yang abadi.
Ambillah waktu untuk berdoa, itu adalah sumber ketenangan.
Ambillah waktu untuk belajar, itu adalah sumber kebijaksanaan.
Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai, itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan.
Ambillah waktu untuk bersahabat, itu adalah jalan menuju kebahagiaan.
Ambillah waktu untuk tertawa, itu adalah muzik yang menggetarkan hati.
Ambillah waktu untuk memberi, itu adalah membuat hidup terasa bererti.
Ambillah waktu untuk bekerja, itu adalah nilai keberhasilan.
Ambillah waktu untuk beramal, itu adalah kunci menuju syurga.
Kehidupan ini tidak menjanjikan kebahagiaan sepanjang masa. Kadang kala manusia diasak dengan pelbagai dugaan dan ujian. Sekiranya lemah, kita akan terus hanyut mengikut kata hati dan tidak berusaha mencari penyelesaian untuk menyelamatkan diri dan keadaan.
Setelah kefakiran pasti ada kekayaan,
Setelah kesakitan pasti ada kesihatan,
Setelah kesedihan pasti ada kegembiraan,
Setelah kesempitan pasti ada kelapangan,
Setelah terpenjara pasti ada kebebasan,
Setelah kelaparan pasti ada kekenyangan,
Hanya waktu sahaja yang akan menentukan,
Bilakah ianya akan terjadi,
Bersabarlah…
Kegemukan adalah kelalaian,
Terlalu banyak makan akan menghilangkan kecerdasan,
 Terlalu banyak tidur adalah kegagalan,
Terlalu banyak ketawa akan mematikan hati,
Dan
Fikiran yang jahat adalah seksa.
Setiap jiwa yang dilahirkan telah tertanam dengan benih untuk mencapai keunggulan hidup. Tetapi benih itu tidak akan tumbuh seandainya tidak dibajai dengan keberanian.
Wanita yang cantik tanpa peribadi yang mulia,
umpama kaca mata yang bersinar-bersinar, tetapi tidak melihat apa-apa.
Rasulullah S.A.W bersabda, Allah berfirman : “Tidak cukup untuk-Ku langit dan bumi-Ku, tetapi yang cukup bagi-Ku hanya hati hamba-Ku yang beriman” – Hadis Qudsi
Melalui nur matahari, engkau melihat alam, tetapi dengan nur iman, keyakinan kamu terus melihat kepada Allah yang menciptakan alam” – Syeikh Ahmad Ata’ allah
Tidak ada yang sulit bagi orang yang mahu,
Tidak ada yang mudah bagi orang yang enggan.
Setitis musibah memungkinkan kita menerima lazatnya hidayah Allah.
Cantik wanita kerana kejernihan wajah, manisnya wanita kerana seyuman indah,ayunya wanita kerana kesederhanaan lahiriah, hebatnya wanita kerana kesabaran, mulianya wanita krn keimanan.
Syaitan itu pengganggur, penuh waktunya untuk menjalankan rencananya, sedangkan engkau terus sibuk dan syaitan melihatmu, tetapi engkau tidak melihatnya, engkau lupa kepada syaitan, tapi syaitan selalu ingat kepadamu, dan untuk mengalahkanmu syaitan banyak pembantunya.“- Sayyidina Yahya bin Muad’dz Arrozy
Siapa yang ingin amalnya diketahui orang, maka itu adalah riya’ dan siapa yang ingin diketahui orang hal keistimewaan maka itu pendusta.
Tiap-tiap perkataan yang tidak ada padanya peringatan kepada Allah itu adalah tidak berfaedah, tiap-tiap diam yang tidak diikuti dengan berfikir itu adalah kelalaian dan setiap pandangan yang tidak dapat memberi pengajaran itu adalah sia-sia
Sesungguhnya sesetengah perkataan itu ada yang lebih keras dari batu, lebih tajam dari tusukan jarum, lebih pahit daripada jadam dan lebih panas daripada bara. Sesungguhnya hati adalah ladang, maka tanamlah ia dengan perkataan yang baik, kerana jika tidak tumbuh  semuanya (perkataan yang tidak baik), nescaya tumbuh sebahagiannya.
Ibrahim bin Adham pernah mengingatkan kepada penduduk Baghdad yangg bermaksud : “Hati manusia akan tertutup dgn tiga (3) keadaan iaitu bergembira, berdukacita & berbangga. Andainya kamu terlalu suka dengan apa yang kau ada, maka kamu akan menjadi bakhil dan bakhil adalah dilarang. Apabila kamu berdukacita dengan kehilangan sesuatu, kamu akan menjadi orang yang tidak redho, orang ini akan diseksa. Apabila kamu menerima pujian, kamu akan berbangga. Sifat ini akan merosakkan amalan.
Al Hasan R.a berkata : “Seksa bagi seorang alim itu iala mati hatinya. Ketika ditanya : Bagaimana mati hati itu? Mencari dunia dengan amal akhirat.
Jika Engkau telah mengetahui bahawa syaitan itu tidak pernah melupakanmu, maka janganlah engkau lupa terhadap tuhan yang nasibmu ada ditangannya.” (Syeikh Ahmad Bin Ata’Allah Al Iskandary)
Ibarat kata-kata itu sebagai makanan bagi pendengar yang berhajat dan memerlukannya dan engkau tidak dapat apa-apa daripadanya kecuali yang engkau makan.” (Syeikh Ahmad Bin Atta’Allah Al Iskandary)
Hendaklah engkau bergaul dengan para ulama dan dengarlah (renunglah) kata-kata hukama’ kerana Allah SWT menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah sebagaimana ia suburkan bumi dengan hujan yang lebat.

Senin, 30 Juni 2014

9 Amal Ibadah Utama di Bulan Ramadhan

Oleh Badrul Tamam           
Al-hamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta'ala. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Bulan Ramadhan adalah bulan Ibadah, bulan berbuat baik, bulan kebaikan, bulan simpati, bulan pembebasan dari neraka, bulan kemenangan atas nafsu, dan kemenangan. Pada bulan tersebut, Allah melimpahkan banyak kerunia kepada hamba-hamba-Nya dengan dilipatgandakan pahala dan diberi jaminan ampunan dosa bagi siapa yang bisa memanfaatkannya dengan semestinya. Berikut ini kami hadirkan beberapa amal-amal utama yang sangat ditekankan pada bulan Ramadhan.
1. Shiyam/Puasa
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
"Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah 'Azza wa Jalla  berfirman, ‘Kecuali puasa, sungguh dia bagianku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, karena (orang yang berpuasa) dia telah meninggalkan syahwatnyadan makannya karena Aku’. Bagi orang yang berpuasa mendapat dua kegembiraan; gembira ketika berbuka puasa dan gembria ketika berjumpa Tuhannya dengan puasanya. Dan sesungguhnya bau tidak sedap mulutnya lebih wangi di sisi Allah dari pada bau minyak kesturi.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafadz milik Muslim)
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Siapa berpuasa Ramadhan imanan wa ihtisaban (dengan keimanan dan mengharap pahala), diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Tidak diragukan lagi, pahala yang besar ini tidak diberikan kepada orang yang sebatas meninggalkan makan dan minum semata. Ini sesuai dengan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
"Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah tidak butuh dengan ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu) ini merupakan kiasan bahwa Allah tidak menerima puasa tersebut.
Dalam sabdanya yang lain, "Jika pada hari salah seorang kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, membaut kegaduhan, dan juga tidak melakukan perbuatan orang-orang bodoh. Dan jika ada orang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, maka hendaklah ia mengatakan, 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa'." (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka jika Anda berpuasa, maka puasakan juga pendengaran, penglihatan, lisan, dan seluruh anggota tubuh. Jangan jadikan sama antara hari saat berpuasa dan tidak.
2. Al-Qiyam/shalat malam/Tarawih
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
"Barangsiapa yang menunaikan shalat malam di bulan Ramadan dengan keimanan dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah Ta'ala berfirman,
وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا  وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا
"Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka." (QS. Al-Furqan: 63-64)
Qiyamul lail sudah menjadi rutinitas Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya. 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha berkata, "Jangan tinggalkan shalat malam, karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak pernah meninggalkannya. Apabila beliau sakit atau melemah maka beliau shalat dengan duduk." (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Umar bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu biasa melaksanakan shalat malam sebanyak yang Allah kehendaki sehingga apabila sudah masuk pertengahan malam, beliau bangunkan keluarganya untuk shalat, kemudian berkata kepada mereka, "al-shalah, al-Shalah." Lalu beliau membaca:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا نَحْنُ نَرْزُقُكَ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَى
"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Thaahaa: 132)
Dan Umar bin Khathab juga biasa membaca ayat berikut:
أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ
"(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?" (QS. Al-Zumar: 9)
Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma berkata, "Luar biasa Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu" Ibnu Abi Hatim berkata, "Sesungguhnya Ibnu Umar berkata seperti itu karena banyaknya shalat malam dan membaca Al-Qur'an yang dikerjakan amirul Mukminin Utsman bin Affan Radhiyallahu 'Anhu sehingga beliau membaca Al-Qur'an dalam satu raka'at."
Dan bagi siapa yang melaksanakan shalat Tarawih hendaknya mengerjakannya bersama jama'ah sehingga akan dicatat dalam golongan qaimin, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda, "Siapa yang shalat bersama imamnya sehingga selesai, maka dicatat baginya shalat sepanjang malam." (HR. Ahlus Sunan)
3. Shadaqah
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah manusia paling dermawan. Dan beliau lebih demawan ketika di bulan Ramadhan. Beliau menjadi lebih pemurah dengan kebaikan daripada angin yang berhembus dengan lembut. Beliau bersabda, "Shadaqah yang paling utama adalah shadaqah pada bulan Ramadhan." (HR. al-Tirmidzi dari Anas)
Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. Dan di antara bentuk shadaqah di bulan ini adalah:
a. memberi makan
    Allah menerangkan tentang keutamaan memberi makan orang miskin dan kurang mampu yang membutuhkan, dan balasan yang akan didapatkan dalam firman-Nya:
    وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لَا نُرِيدُ مِنْكُمْ جَزَاءً وَلَا شُكُورًا إِنَّا نَخَافُ مِنْ رَبِّنَا يَوْمًا عَبُوسًا قَمْطَرِيرًا  فَوَقَاهُمُ اللَّهُ شَرَّ ذَلِكَ الْيَوْمِ وَلَقَّاهُمْ نَضْرَةً وَسُرُورًا  وَجَزَاهُمْ بِمَا صَبَرُوا جَنَّةً وَحَرِيرًا
    "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih. Sesungguhnya Kami takut akan (azab) Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh kesulitan. Maka Tuhan memelihara mereka dari kesusahan hari itu, dan memberikan kepada mereka kejernihan (wajah) dan kegembiraan hati. Dan Dia memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutera." (QS. Al-Nsan: 8-12)
    Para ulama salaf sangat memperhatikan memberi makan dan mendahulukannya atas banyak macam ibadah, baik dengan mengeyangkan orang lapar atau memberi makan saudara muslim yang shalih. Dan tidak disyaratkan dalam memberi makan ini kepada orang yang fakir. Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Wahai manusia, tebarkan salam, berilah makan, sambunglah silaturahim, dan shalatlah malam di saat manusia tidur, niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat." (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani)
    Sebagian ulama salaf ada yang mengatakan, "Aku mengundang sepuluh sahabatku lalu aku beri mereka makan dengan makanan yang mereka suka itu lebih aku senangi dari pada membebaskan sepuluh budak dari keturunan Islmail."
    Ada beberapa ulama yang memberi makan orang lain padahal mereka sedang berpuasa, seperti Abdullan bin Umar, Dawud al-Tha'i, Malik bin Dinar, dan Ahmad bin Hambal Radhiyallahu 'Anhum. Dan adalah Ibnu Umar, tidaklah berbuka kecuali dengan anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
    Ada juga sebagian ulama salaf lain yang memberi makan saudara-saudaranya sementara ia berpuasa, tapi ia tetap membantu mereka dan melayani mereka, di antaranya adalah al-Hasan al-Bashri dan Abdullah bin Mubarak.
    Abu al-Saur al-Adawi berkata: Beberapa orang dari Bani Adi shalat di masjid ini. Tidaklah salah seorang mereka makan satu makananpun dengan sendirian. Jika ia dapatkan orang yang makan bersamanya maka ia makan, dan jika tidak, maka ia keluarkan makanannya ke masjid dan ia memakannya bersama orang-orang dan mereka makan bersamanya.
    b. Memberi hidangan berbukan bagi orang puasa
    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Siapa yang memberi berbuka orang puasa, baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi dari pahalanya sedikitpun." (HR. Ahmad, Nasai, dan dishahihkan al-Albani)
    Dan dalam hadits Salman Radhiyallahu 'Anhu, "Siapa yang memberi makan orang puasa di dalam bulan Ramadhan, maka diampuni dosanya, dibebaskan dari neraka, dan baginya pahala seperti pahala orang berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya."
    . . . Sesungguhnya shadaqah di bulan Ramadhan memiliki keistimewaan dan kelebihan, maka bersegeralah dan semangat dalam menunaikannya sesuai kemampuan. . .
    4.  Bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur'an
    Dan ini sudah kami ulas dalam tulisan yang lalu berjudul: Teladan Salaf Dalam Membaca Al-Qur'an di Bulan Ramadhan.
    5. Duduk di masjid sampai matahari terbit
    Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, apabila shalat Shubuh beliau duduk di tempat shalatnya hinga matahari terbit (HR. Muslim). Imam al-Tirmidzi meriwayatkan dari Anas, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,
    مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ تَامَّةٍ
    "Siapa shalat Shubuh dengan berjama'ah, lalu duduk berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua raka'at, maka baginya seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna , sempurna." (Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
    Keutamaan ini berlaku pada semua hari, lalu bagaimana kalau itu dikerjakan di bulan Ramadhan? Maka selayaknya kita bersemangat menggapainya dengan tidur di malam hari, meneladani orang-orang shalih yang bangun di akhirnya, dan menundukkan nafsu untuk tunduk kepada Allah dan bersemangat untuk menggapai derajat tinggi di surga.
    6. I'tikaf
    Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam senantiasa beri'tikaf pada bulan Ramadhan selama 10 hari. Dan pada tahun akan diwafatkannya, beliau beri'tikaf selama 20 hari (HR. Bukhari dan Muslim).  I'tikaf merupakan ibadah yang berkumpul padanya bermacam-macam ketaatan; berupa tilawah, shalat, dzikir, doa dan lainnya. Bagi orang yang belum pernah melaksanakannya, i'tikaf dirasa sangat berat. Namun, pastinya ia akan mudah bagi siapa yang Allah mudahkan. Maka siapa yang berangkat dengan niat yang benar dan tekad kuat pasti Allah akan menolong. Dianjrukan i'tikaf di sepuluh hari terakhir adalah untuk mendapatkan Lailatul Qadar. I'tikaf merupakan kegiatan menyendiri yang disyariatkan, karena seorang mu'takif (orang yang beri'tikaf) mengurung dirinya untuk taat kepada Allah dan mengingat-Nya, memutus diri dari segala kesibukan yang bisa mengganggu darinya, ia mengurung hati dan jiwanya untuk Allah dan melaksanakan apa saja yang bisa mendekatkan kepada-Nya. Maka bagi orang beri'tikaf, tidak ada yang dia inginkan kecuali Allah dan mendapat ridha-Nya.
    7. Umrah pada bulan Ramadhan
    Telah diriwayatkan dari Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, beliau bersabda,
    عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ حَجَّةٌ
    "Umrah pada bulan Ramadhan menyerupai haji." (HR. Al-Bukhari dan Muslim) dalam riwayat lain, "seperti haji bersamaku." Sebuah kabar gembira untuk mendapatkan pahala haji bersama Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
    8.  Menghidupkan Lailatul Qadar
    Allah Ta'ala berfirman,
    إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
    "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan." (QS. Al-Qadar: 1-3)
    Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
    وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
    "Dan siapa shalat pada Lailatul Qadar didasari imandan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim)
    Adalah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam berusaha mencari Lailatul Qadar dan memerintahkan para sahabatnya untuk mencarinya. Beliau juga membangunkan keluarganya pada malam sepuluh hari terakhir dengan harapan mendapatkan Lailatul Qadar. Dalam Musnad Ahmad, dari Ubadah secara marfu', "Siapa yang shalat untuk mencari Lailatul Qadar, lalu ia mendapatkannya, maka diampuni dosa-dosa-nya yang telah lalu dan akan datang." (Di dalam Sunan Nasai juga terdapat riwayat serupa, yang dikomentari oleh Al-hafidz Ibnul Hajar: isnadnya sesuai dengan syarat Muslim)
    . . . Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim. . .
    Terdapat beberapa keterangan, sebagian ulama salaf dari kalangan sahabat tabi'in, mereka mandi dan memakai wewangian pada malam sepuluh hari terakhir untuk mencari Lailatul Qadar yang telah Allah muliakan dan tinggikan kedudukannya. Wahai orang-orang yang telah menyia-nyiakan umurnya untuk sesuatu yang tak berguna, kejarlah yang luput darimu pada malam kemuliaan ini. Sesungghnya satu amal shalih yang dikerjakan di dalamnya adalah nilainya lebih baik daripada amal yang dikerjakan selama seribu bulan di luar yang bukan Lailatul Qadar. Maka siapa yang diharamkan mendapatkan kebaikan di dalamnya, sungguh dia orang yang jauhkan dari kebaikan.
    Lailatul Qadar berada di sepuluh hari terakhir Ramadhan, tepatnya pada malam-malam ganjilnya. Dan malam yang paling diharapkan adalah malam ke 27-nya, sebagaimana yang diriwayatkan Muslim, dari Ubai bin Ka'ab Radhiyallahu 'Anhu, "Demi Allah, sungguh aku tahu malam keberapa itu, dia itu malam yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam memerintahkan kami untuk shalat, yaitu malam ke-27." Dan Ubai bersumpah atas itu dengan mengatakan, "Dengan tanda dan petunjuk yang telah dikabarkan oleh Ramadhan Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada kami, matahari terbit di pagi harinya dengan tanpa sinar yang terik/silau."
    Dari 'Aisyah, ia berkata: Wahai Rasulullah, jika aku mendapatkan Lailatul Qadar, apa yang harus aku baca? Beliau menjawab, "Ucapkan:
     اللَّهُمَّ إنَّك عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
    "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, menyukai pemberian maaf maka ampunilah aku." (HR. Ahmad dan al-Tirmidzi, dishahihkan Al-Albani)
    9. Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar
    Sesungguhnya malam dan siang Ramadhan adalah waktu-waktu yang mulia dan utama, maka manfaatkanlah dengan memperbanyak dzikir dan doa, khususnya pada waktu-waktu istijabah, di antaranya:
    - Saat berbuka, karena seorang yang berpuasa saat ia berbuka memiliki doa yang tak ditolak.
    - Sepertiga malam terkahir saat Allah turun ke langit dunia dan berfirman, "Adakah orang yang meminta, pasti aku beri. Adakah orang beristighfar, pasti Aku ampuni dia."
    - Beristighfar di waktu sahur, seperti yang Allah firmankan, "Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah)." (QS. Al-Dzaariyat: 18)
    . . . Sesungguhnya berpuasa tidak hanya sebatas meninggalkan makan, minum, dan hubungan suami istri, tapi juga mengisi hari-hari dan malamnya dengan amal shalih. . . 
    Penutup
    Sesungguhnya berpuasa tidak hanya sebatas meninggalkan makan, minum, dan hubungan suami istri, tapi juga mengisi hari-hari dan malamnya dengan amal shalih. Ini sebagai bentuk pembenaran akan janji Allah adanya pahala yang berlipat. Sekaligus juga sebagai pemuliaan atas bulan yang penuh barakah dan rahmat.
    Beberapa amal-amal ibadah di atas memiliki kekhususan dan hubungan kuat dengan kegiatan Ramadhan, lebih utama dibandingkan dengan amal-amal lainnya. Maka selayaknya amal-amal tersebut mendapat perhatian lebih dari para shaimin (orang-orang yang berpuasa) agar mendapatkan pahala berlipat, limpahan rahmat, dan hujan ampunan. Sesungguhnya orang yang diharamkan kebaikan pada bulan Ramadhan, sungguh benar-benar diharamkan kebaikan darinya. Dan siapa yang keluar dari Ramadhan tanpa diampuni dosa-dosa dan kesalahannya, maka ia termasuk orang merugi. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com] 

    Referensi:situs voa-islam
    Seluruh materi situs voa-islam boleh dicopy, diperbanyak dan disebarluaskan untuk dakwah, dengan syarat mencantumkan sumbernya (voa-islam)
    KONTAK REDAKSI: redaksi@voa-islam.com


    Cbox