Ankara, NU Online
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu pada Kamis mengatakan, kebebasan pers tidak memberikan lisensi untuk menghina, menyusul penerbitan kartun Nabi Muhammad sebagai provokasi serius terbitan edisi khusus majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.
"Kebebasan pers bukan berarti kebebasan untuk menghina," kata Davutoglu kepada sejumlah wartawan di Ankara, sehari setelah suratkabar harian terbesar Turki "Cumhuriyet" dan laman Internet Charlie Hebdo mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad.
Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu pada Kamis mengatakan, kebebasan pers tidak memberikan lisensi untuk menghina, menyusul penerbitan kartun Nabi Muhammad sebagai provokasi serius terbitan edisi khusus majalah satir Prancis, Charlie Hebdo.
"Kebebasan pers bukan berarti kebebasan untuk menghina," kata Davutoglu kepada sejumlah wartawan di Ankara, sehari setelah suratkabar harian terbesar Turki "Cumhuriyet" dan laman Internet Charlie Hebdo mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad.
AFP mengutipnya, "Kita tidak dapat membiarkan penghinaan kepada nabi. Penerbitan kartun tersebut merupakan provokasi yang serius."
Pada Rabu (7/1) kantor redaksi majalah mingguan satir Charlie Hebdo di Paris mendapatkan serbuan mematikan oleh tiga orang bersenjata yang merenggut 12 korban jiwa, sejumlah kartunis dan pemimpin redaksi, serta dua petugas keamanan.
Ketiga pelaku penyerbuan akhirnya berhasil dilumpuhkan kepolisian Prancis dalam aksi penyanderaan di sebuah toko kelontong.
Edisi baru ini, menurut kantor berita AFP, memicu kemarahan luas di negara-negara muslim, dari Pakistan dan Turki, sampai Mauritania di Afrika Utara, termasuk juga negara non muslim Filipina.
Pengadilan Turki bahkan memerintahkan pemblokiran laman yang menampilkan kartun nabi dalam sampul Charlie Hebdo itu, sedangkan Senegal yang pernah dijajah Prancis melarang peredaran edisi baru Charlie Hebdo dan harian kiri Prancis Liberation karena memuat kartun Nabi Muhammad di halaman depannya.
Sementara itu para pemimpin muslim Prancis menghimbau umat Islam negeri itu untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional, demikian AFP. (antara/mukafi niam)
Sumber:http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,57011-lang,id-c,internasional-t,Presiden+Turki++Kebebasan+Pers+Bukan+Berarti+Lisensi+untuk+Menghina-.phpxPada Rabu (7/1) kantor redaksi majalah mingguan satir Charlie Hebdo di Paris mendapatkan serbuan mematikan oleh tiga orang bersenjata yang merenggut 12 korban jiwa, sejumlah kartunis dan pemimpin redaksi, serta dua petugas keamanan.
Ketiga pelaku penyerbuan akhirnya berhasil dilumpuhkan kepolisian Prancis dalam aksi penyanderaan di sebuah toko kelontong.
Edisi baru ini, menurut kantor berita AFP, memicu kemarahan luas di negara-negara muslim, dari Pakistan dan Turki, sampai Mauritania di Afrika Utara, termasuk juga negara non muslim Filipina.
Pengadilan Turki bahkan memerintahkan pemblokiran laman yang menampilkan kartun nabi dalam sampul Charlie Hebdo itu, sedangkan Senegal yang pernah dijajah Prancis melarang peredaran edisi baru Charlie Hebdo dan harian kiri Prancis Liberation karena memuat kartun Nabi Muhammad di halaman depannya.
Sementara itu para pemimpin muslim Prancis menghimbau umat Islam negeri itu untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional, demikian AFP. (antara/mukafi niam)