Sabtu, 31 Desember 2011

Sindrom "New Year"

Kita akan meninggalkan tahun masehi 2011 dan menuju ke tahun pergantian 2012. Banyak orang menaruh harapan besar di tahun baru tersebut. Ada pula yang tak acuh akan datangnya tahun 2012.
Tiap tahun berganti dan tiap tahun pula perayaan pergantian tahun baru tersebut selalu di sambut istimewa. Seolah-olah pergantian tahun adalah sesuatu yang istimewa, awal di mana kita bisa merubah sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik.
Tapi saya setuju untuk merubah sesuatu yang kurang baik menjadi lebih baik. Meskipun fase perubahan tersebut bukan hanya di dasarkan pada pergantian tahun tapi setiap saat. Berusaha terus menerus memperbaiki diri.
Jangan sampai episode pergantian tahun yang nantinya akan menjadi fase perubahan di awali dengan sesuatu yang kurang baik.
Bukan lagi rahasia, jika banyak orang yang sangat merencanakan acara pergantian tahun secara istimewa.
Teramat istimewanya tahun baru masehi, bahkan ada yang tidak pede jika ia tidak pergi ke suatu tempat untuk merayakannya.
Teramat istimewanya, tak jarang ada yang rela menghabiskan dana besar-besar guna memperingati pergantian tahun baru masehi.
Padahal pergantian sebenarnya bukan berdasarkan tahun tapi bagaimana kita merubah diri kearah lebih baik.
Sayang sekali jika kita rela melakukan hal yang "dahsyat" pada malam tahun baru, tapi menginjak tanggal 1 Januari semangat tahun baru seperti hilang tak berbekas dan kita masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Tidak salah bagi kita untuk merayakan pergantian tahun asalkan niat dan pengaplikasikannya benar. Bukan dengan pesta besar-besaran yang cenderung masuk ke dalam kategori pemborosan.
Atau perayaan yang menjurus pada kemaksiatan. Tapi rayakan semua itu dengan introspeksi, karena pada dasarnya bukanlah deretan angka yang bertambah, dari 2011 bertambah satu angka menjadi 2012.
Melainkan usia bumi dan manusia yang kian berkurang. Untuk apa kita merayakan berkurangnya usia bahkan hingga bermegahan.
Insya Allah, perbaikan bisa di lakukan tanpa menunggu tahun berganti tapi tiap saat. Ketika kita khilaf, langsung minta ampun kepadaNya.
Bersibuk-sibuklah menyiapkan sesuatu yang terindah untuk bekal akhirat nanti. Saling mengingatkan dalam kebaikan.
Semoga di tiap waktu yang berganti, kita berkesempatan dan selalu menyempatkan diri untuk terus bermuhasabah atas kekhilafan yang pernah terjadi dan mimpi-mimpi indah kita yang bermuara pada satu tujuan yaitu keridhoan Allah.
Semoga Allah senantiasa memberikan kelembutan hati kepada kita khususnya saya dalam menerima semua kritikan atau kebenaran guna peningkatan kualiats diri ke arah yang lebih baik. Karena kebenaran adalah mutlak dari Allah dan kekurangan adalah dari saya pribadi.
Referensi:rainkelana.blogspot.com/Kiptah.assr

Senin, 19 Desember 2011

Air Kelapa, Membantu Menurunkan Berat Badan

Info Kesehatan
Air kelapa dikenal memiliki banyak khasiat, khususnya untuk wanita hamil. Tapi ternyata air kelapa juga baik untuk wanita yang ingin menurunkan berat badan. Selain itu, juga bisa sebagai minuman anti-penuaan.

Para ilmuwan India mengatakan, satu cangkir air kelapa mengandung sekitar 46 kalori, sedangkan santan kelapa mengandung 550 kalori. Mereka percaya air kelapa dapat membantu menurunkan berat badan, sebab rasa manis manis dari air kelapa membantu kita melupakan makanan penutup dan mengatasi keinginan yang besar untuk makan.

Air kelapa tidak mengandung lemak, tapi banyak mengandung gula alami dan mineral, dan juga kaya magnesium, potassium serta serat. Air kelapa juga bisa menjadi pengganti cairan tubuh yang kurang, komposisi khusus elektrolit yang ada di dalamnya.

Menurut komposisinya, air kelapa bentuknya seperti plasma, karena itu selama masa perang dahulu, air kelapa digunakan sebagai larutan garam. (geniusbeauty/des/mla)/
Desika Pemita

Minggu, 18 Desember 2011

MENITI HARAPAN HARI ESOK

Riyadh.18 Desember 2011

Puji Syukur semoga Allah limpahkan pada kita semua,kirany  kita selalu mensyukurinya atas apa yang Allah telah berikan kepada kita dari hal yg terkecil sampai yg besar dari yg kelihatan sampai tak kelihatan.
Demi masa,sesungguhnya manusia dalam kerugian,kecuali orang-oarng yang beriman dan beramal sholih…..itulah kutipan Makna dari surat Al-Ashr.Dengan demikian di moment menyambut tahun 2012 dan mengakhiri tahun 2011 patutu kita Renungkan bersama makna dari pergantian Tahun tersebut dan setidakna kita dapat menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya terutama bisa di isi dengan hal-hal yang bemanfaat dan tentunya dalam bingkai keridloanNYA.
Apa yang telah kita perbuat di tahun kemaren kiranya kita dapat merenungkan dan berintrospeksi diri baik hal Ubudiyah pada Dzat sang maha pencipta maupun dalamurusan Duniawi yang penuh dengan kesibukan,hal-hal apa yg telah kita peroleh?sungguh sangat naif jikalau kita hanya menghabiskan waktu-waktu itu hanya untuk hal-hal yang tak berguna,baik duniawi ataupun ukhrowi.
Sedikit banyak di tahun-tahun kemarin kita di jadikan pelajaran baik hal yang baik ataupun sebaliknya,jika berbuat kesalahan moga kita ke depan lebih belajar dan belajar untuk tidak melakukan kesalahan lagi,juga jika kiat telah melakukan kebaikan maka semoga kita atas izinnya dapat selalu berbuat hal itu dan selalu beristiqomah.
Dalam menyongsong tahun baru 2012 nanti berbagai hal-hal siap menghadang kita ,kesiapan mental kita persiapkan sebagai halyang dapat menopang kerasnya kehidupan  apa lagi di era IPTEK yang deras yang makin mutakhir jika kita tak menyingsingkan baju dan hanya mengikuti perkembangan itu maka hati-hatilah kita,sebagai seorang yang religius jangan kita terbawa atau terlena begitu saja akan perkenbangan IPTEK Tersebut .
Semoga ketebalan iman kita selalu ALLAH berikan kepada kita semua,hanya atas karunianya kita dapat mengarungi deras gelombang kehidupan di era Informasi sekarang ini agar tidak terbawa atau tergerus kemajuan IT tersebuat,Akhlak yg mulia moga Allah berikan kepada kita semua.
Di penutup paraghrap ini mari kita isi momen penting ini dengan baik agar tak menyesal di kemudian hari,dan kita selalu mengharap keridoanNYA.Amiin.selamat Tahunbaru 2012.Masehi/1433.H
Di tulis oleh:Kanta Subagiao(TKI di K.S.A)

Jumat, 25 November 2011

Resep Membuat Pisang Molen Bandung



Resep membuat pisang molen bandung dapat anda buat dengan mudah dengan mengikuti resep dibawah ini :

Bahan pisang molen bandung adonan pertama :
•100 g tepung terigu Cakra Kembar
•1 sdm minyak sayur
•40 g mentega
•45 g margarin
Bahan pisang molen bandung adonan kedua :
•200 g tepung terigu Cakra Kembar
•35 g gula bubuk
•1 sdm tepung kaster
•80 ml air
•80 g margarin
Isi pisang molen bandung :
•6 buah pisang Raja, kupas, potong-potong 5 cm
Olesan pisang molen bandung :
•2 kuning telur, kocok
Cara membuat pisang molen bandung :
•Adonan pertama diaduk semua bahan dengan palet plastik hingga terbentuk butiran-butiran kecil.
•Aduk kembali dengan tangan hingga benar-benar rata. Bulatkan adonan. Istirahatkan selama 30 menit.
•Adonan kedua dicampur semua bahan kering menjadi satu dalam mangkuk besar, buat lubang di tengahnya.
•Tuangkan air dan margarin, aduk dengan palet plastik hingga berbutir kecil.
•Aduk kembali dengan tangan hingga rata. Istirahatkan selama 30 menit.
•Gilas adonan A hingga berukuran 10x15x1/2 cmmm.
•Gilas adonan B hingga berukuran 20x30x1/2 cm.
•Taruh adonan A di tengah adonan B, lipat bentuk amplop. Gilas berukuran 20x30x1/2 cm.
•Lipat saling bertumpu menjadi 3 bagian. Istirahatkan selama 30 menit. Gilas kembali hingga berukuran 20x30x1/2 cm. Ulangi proses ini dua kali. Potong-potong adonan ukuran 4×5 cm.
•Isi tiap adonan dengan sepotong pisang. Lipat bentuk segi empat.
•Taruh di atas loyang datar bersemir mentega. Olesi permukaannya dengan kuning telur.
•Panggang dalam oven panas 180 C selama 35 menit hingga kuning kecokelatan.
•Kemudian diangkat dan siap dihidangkan.
•Resep dibuat untuk 14 buah.
sumber: umi abi blogspot.

Senin, 21 November 2011

'Garuda Muda' Layak Gantikan Timnas Senior .



Jakarta - Walaupun tidak sampai menghasilkan medali emas, tapi performa timnas U-23 di SEA Games XXVI dipandang positif. Titus Bonai dkk. disebut sudah pantas untuk naik level ke timnas senior.

"Mereka sudah layak menggantikan timnas senior saat ini. Perpaduan mereka dengan Boaz Solossa dan beberapa pemain timnas senior akan jadi sebuah kombinasi yang bagus," demikian ulas mantan asisten pelatih timnas yang juga pernah menukangi timnas U-16, Mundari Karya, dalam perbincangan dengan detiksport, Senin (21/11/2011).

Timnas U-23 memunculkan ekspektasi pada suporter Indonesia ketika tampil baik di SEA Games, menyusul kegagalan senior mereka di kualifikasi Piala Dunia 2014. Meski baik, Indonesia tak mampu mengalahkan Malaysia dan kalah dua kali: sekali di grup, sekali di final tadi malam (21/11).

Mundari menambahkan, agar pilar-pilar timnas U-23 terus tampil bagus, ia mensyaratkan adanya sebuah kompetisi yang solid. Terkait kontroversi dualisme kompetisi yang sedang membingungkan masyarakat, secara khusus pelatih yang kini menukangi PSPS Pekanbaru itu berharap agar semua pihak yang memiliki kepentingan dan wewenang melakukan konsolidasi.

"Saya ingin ada konsolidasi penyelenggaraan kompetisi. Akan tidak bagus jika ada dua kompetisi yang berbeda. Kasihan pemain jika ada lebih dari satu kompetisi," ungkapnya.

Lebih lanjut lagi Mundari menginginkan PSSI menghentikan kebijakan naturalisasi pemain. Meski kedatangan pemain-pemain itu akan memberi solusi instan akan prestasi, menurut dia kebijakan itu akan mematikan bakat-bakat muda yang dimiliki oleh Indonesia.

"Naturalisais itu memang bagus, lihat saja peran Diego Michelis di timnas U-23. Namun saya harap kebijakan itu dihentikan agar bakat pemain-pemain muda kita tidak tersia-siakan," pungkasnya.


( a2s / krs ) sumber;


Jumat, 04 November 2011

Memaknai Ibadah Haji

Memahami makna ibadah haji, membutuhkan pemahaman secara khusus sejarah Nabi Ibrahim dan ajarannya, karena praktek-praktek ritual ibadah ini dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman yang dialami Nabi Ibrahim as. Bersama keluarga beliau. Ibrahim as. dikenal sebagai “Bapak para Nabi”, juga “Bapak monotheisme,” serta “proklamator keadilan Ilahi” kepada beliaulah merujuk agama-agama samawi terbesar selama ini.
Para ilmuwan seringkali berbicara tentang penemuan-penemuan manusia yang mempengaruhi atau bahkan merubah jalannya sejarah kemanusiaan. Tapi seperti tulis al-Akkad,
“Penemuan yang dikaitkan dengan Nabi Ibrahim as. Merupakan penemuan manusia yang terbesar dan yang tak dapat diabaikan para ilmuwan atau sejarawan, ia tak dapat dibandingkan dengan penemuan roda, api, listrik, atau rahasia-rahasia atom betapapun besarnya pengaruh penemuan-penemuan tersebut, … yang itu dikuasai manusia, sedangkan penemuan Ibrahim menguasai jiwa dan raga manusia. Penemuan Ibrahim menjadikan manusia yang tadinya tunduk pada alam, menjadi mampu menguasai alam, serta menilai baik buruknya, penemuan yang itu dapat menjadikannya berlaku sewenang-wenang, tapi kesewenang-wenangan ini tak mungkin dilakukannya selama penemuan Ibrahim as. itu tetap menghiasi jiwanya … penemuan tersebut berkaitan dengan apa yang diketahui dan tak diketahuinya, berkaitan dengan kedudukannya sebagai makhluk dan hubungan makhluk ini dengan Tuhan, alam raya dan makhluk-makhluk sesamanya …”
“Kepastian” yang dibutuhkan ilmuwan menyangkut hukum-hukum dan tata kerja alam ini, tak dapat diperolehnya kecuali melalui keyakinan tentang ajaran Bapak monotheisme itu, karena apa yang dapat menjamin kepastian tersebut jika sekali Tuhan ini yang mengaturnya dan di lain kali tuhan itu?
Dengan demikian monoteisme Ibrahim as. bukan sekedar hakikat keagamaan yang besar, tapi sekaligus penunjang akal ilmiah manusia sehingga lebih tepat, lebih teliti lagi, lebih meyakinkan. Apalagi Tuhan yang diperkenalkan Ibrahim as. bukan sekedar tuhan suku, bangsa atau golongan tertentu manusia, tapi Tuhan seru sekalian alam, Tuhan yang imanen sekaligus transenden, yang dekat dengan manusia, menyertai mereka semua secara keseluruhan dan orang per orang, sendirian atau ketika dalam kelompok, pada saat diam atau bergerak, tidur atau jaga, pada saat kehidupannya, bahkan sebelum dan sesudah kehidupan dan kematiannya. Bukannya Tuhan yang sifat-sifat-Nya hanya monopoli pengetahuan para pemuka agama, atau yang hanya dapat dihubungi mereka, tapi Tuhan manusia seluruhuya secara universal.
Ajaran Ibrahim as. atau “penemuan” beliau benar-benar merupakan suatu lembaran baru dalam sejarah kepercayaan dan bagi kemanusiaan, walaupun tauhid bukan sesuatu yang tak dikenal sebelum masa beliau, demikian pula keadilan Tuhan, serta pengabdian pada yang hak dan transenden. Namun itu semua sampai masa Ibrahim bukan merupakan ajaran kenabian dan risalah seluruh umat manusia. Di Mesir 5.000 tahun lalu telah dikumandangkan ajaran keesaan Tuhan, serta persamaan antara sesama manusia, tapi itu merupakan dekrit dari singgasana kekuasaan yang kemudian dibatalkan oleh dekrit penguasa sesudahnya.
Ibrahim datang mengumandangkan keadilan Ilahi, yang mempersamakan semua manusia dihadapan-Nya, sehingga betapa pun kuatnya seseorang. Ia tetap sama di hadapan Tuhan dengan seseorang yang paling lemah sekali pun, karena kekuatan si kuat diperoleh dari pada-Nya, sedangkan kelemahan si lemah adalah atas hikmah kebijaksanaan-Nya. Dia dapat mencabut atau menganugerahkan kekuatan itu pada siapa saja sesuai dengan sunnah-sunnah yang ditetapkan-Nya.
Ibrahim hadir di pentas kehidupan pada suatu masa persimpangan menyangkut pandangan tentang manusia dan kemanusiaan, antara kebolehan memberi sesajen yang dikorbankan berupa manusia, atau ketidakbolehannya dengan alasan bahwa manusia adalah makhluk yang sangat mulia, melalui Ibrahim as. secara amaliah dan tegas larangan tersebut dilakukan, bukan karena manusia terlalu tinggi nilainya sehingga tak wajar untuk dikorbankan atau berkorban, tapi karena Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Putranya Ismail diperintahkan Tuhan untuk dikorbankan, sebagai pertanda bahwa apa pun –bila panggilan telah tiba wajar untuk dikorbankan demi karena Allah. Setelah perintah tersebut dilaksanakan sepenuh hati oleh ayah dan anak, Tuhan dengan kekuasaan-Nya menghalangi penyembelihan tersebut dan menggantikannya dengan domba sebagai pertanda bahwa hanya karena kasih sayang-Nya pada manusia, maka praktek pengorbanan semacam itu pun tak diperkenankan.
Ibrahim menemukan dan membina keyakinannya melalui pencaharian dan pengalaman-pengalaman kerohanian yang dilaluinya dan hal ini secara agamis atau Qur’ani terbukti bukan saja dalam penemuannya tentang keesaan Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana diuraikan dalam QS. al-An’am 6:75, Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. “, tapi juga dalam keyakinan tentang hari kebangkitan. (Menarik untuk diketahui bahwa beliaulah satu-satunya Nabi yang disebut al-Qur’an meminta pada Tuhan untuk diperlihatkan bagaimana caranya menghidupkan yang mati, dan permintaan beliau itu dikabulkan Tuhan, lihat, QS. al-Baqarah 2:260) dimana Allah swt berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah[165] semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”.

Demikian sebagian kecil dari keistimewaan Nabi Ibrahim, sehingga wajar jika beliau dijadikan teladan seluruh manusia, seperti ditegaskan al-Qur’an surah al-Baqarah 2:127.
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Keteladanan tersebut antara lain diwujudkan dalam bentuk ibadah haji dengan berkunjung ke Makkah, karena beliaulah bersama putranya Ismail yang membangun (kembali) fondasi-fondasi Ka’bah (QS. al-Baqarah 2:127), dan beliau pulalah yang diperintahkan untuk mengumandangkan syari’at haji sebaggaimana firmanNYA Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus] yang datang dari segenap penjuru yang jauh, (QS. al-Haj 22:27).
Keteladanan yang diwujudkan dalam bentuk ibadah tersebut dan yang praktek-praktek ritualnya berkaitan dengan peristiwa yang beliau dan keluarga alami, pada hakikataya merupakan penegasan kembali dari setiap jamaah haji, tentang keterikatannya dengan prinsip-prinsip keyakinan yang dianut Ibrahim, yang intinya adalah,
  1. Pengakuan Keesaan Tuhan, serta penolakan terhadap segala macam dan bentuk kemusyrikan baik berupa patung-patung, bintang, bulan dan matahari bahkan segala sesuatu selain dari Allah swt.
  2. Keyakinan tentang adanya neraca keadilan Tuhan dalam kehidupan ini, yang puncaknya akan diperoleh setiap makhluk pada hari kebangkitan kelak.
  3. Keyakinan tentang kemanusiaan yang bersifat universal, tiada perbedaan dalam kemanusiaan seseorang dengan lainnya, betapa pun terdapat perbedaan antar mereka dalam hal-hal lainnya.
Ketiga inti ajaran ini tercermin dengan jelas atau dilambangkan dalam praktek-praktek ibadah haji ajaran Islam. Tulisan ini akan menitikberatkan uraian menyangkut butir ketiga, walau pun disadari, keyakinan tentang keesaan Tuhan dan ketundukan semua makhluk di bawah pengawasan, pengaturan dan pemeliharaan-Nya, mengantar makhluk ini, khususnya manusia menyadari bahwa mereka semua sama dalam ketundukan pada Tuhan, manusia dalam pandangan al-Qur’an, sama dari segi ini dengan makhluk-makhluk lain, karena walau pun manusia memiliki kemampuan menggunakan makhluk-makhluk lain, namun kemampuan tersebut bukan bersumber dari dirinya, tapi akibat penundukan Tuhan dan karena itu ia tak dibenarkan berlaku sewenang-wenang terhadapnya, tapi berkewajiban bersikap bersahabat dengannya.
Keyakinan akan keesaan Tuhan juga mengantar manusia untuk menyadari, bahwa semua manusia dalam kedudukan yang sama dari segi nilai kemanusiaan, karena semua mereka diciptakan dan berada di bawah kekuasaan Allah swt.
Allah swt berfirman : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. al-Hujurat 13) . Dalam ayat tsb menunjukkan betapa erat kaitan antara keyakinan akan keesaan Tuhan dengan persamaan nilai kemanusiaan.
Ibadah haji dikumandangkan Ibrahim as. sekitar 3600 tahun lalu. Sesudah masa beliau, praktek-prakteknya sedikit atau banyak telah mengalami perubahan, namun kemudian diluruskan kembali oleh Muhammad saw. Salah satu hal yang diluruskan itu, adalah praktek ritual yang bertentangan dengan penghayatan nilai universal kemanusiaan haji.
Dalam Al-Qur’an difirmankan, Kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang: (Surah al-Baqarah 2:199), dalam ayat tsb Allah menegur sekelompok manusia (yang dikenal dengan nama al-Hummas) yang merasa diri memiliki keistimewaan sehingga enggan bersatu dengan orang banyak dalam melakukan wuquf.
Mereka wukuf di Mudzdalifah sedang orang banyak di Arafah. Pemisahan diri yang dilatarbelakangi perasaan superioritas dicegah oleh al-Qur’an dan turunlah ayat tersebut diatas. “Bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak dan mohonlah ampun kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Tak jelas apakah praktek bergandengan tangan saat melaksanakan thawaf pada awal periode sejarah Islam, bersumber dari ajaran Ibrahim dalam rangka mempererat persaudaraan dan rasa persamaan. Namun yang pasti Nabi saw membatalkannya, bukan dengan tujuan membatalkan persaudaraan dan persamaan itu, tapi karena alasan-alasan praktis pelaksanaan thawaf.
Salah satu bukti yang jelas tentang keterkaitan ibadah haji dengan nilai-nilai kemanusiaan adalah isi khutbah Nabi saw pada haji wada’ (haji perpisahan) yang intinya menekankan: Persamaan; keharusan memelihara jiwa, harta dan kehormatan orang lain; dan larangan melakukan penindasan atau pemerasan terhadap kaum lemah baik di bidang ekonomi maupun fisik.
Pengamalan Nilai-nilai Kemanusiaan Universal
Makna kemanusiaan dan pengalaman nilai-nilainya tak hanya terbatas pada persamaan nilai antar perseorangan dengan yang lain, tapi mengandung makna yang jauh lebih dalam dari sekedar persamaan tersebut. Ia mencakup seperangkat nilai-nilai luhur yang seharusnya menghiasi jiwa pemiliknya. Bermula dari kesadaran akan fitrah atau jati dirinya serta keharusan menyesuaikan diri dengan tujuan kehadiran di pentas bumi ini.
Kemanusiaan mengantar putra-putri Adam menyadari arah yang dituju serta perjuangan mencapainya. Kemanusiaan menjadikan makhluk ini memiliki moral serta berkemampuan memimpin makhluk-makhluk lain mencapai tujuan penciptaan. Kemanusiaan mengantarnya menyadari bahwa ia adalah makhluk dwi dimensi yang harus melanjutkan evolusinya hingga mencapai titik akhir. Kemanusiaan mengantarnya sadar bahwa ia adalah makhluk sosial yang tak dapat hidup sendirian dan harus bertenggang rasa dalam berinteraksi.
Makna-makna tersebut dipraktekkan dalam pelaksanaan ibadah haji, dalam acara-acara ritual, atau dalam tuntunan non ritualnya, dalam bentuk kewajiban atau larangan, dalam bentuk nyata atau simbolik dan kesemuanya pada akhirnya mengantar jemaah haji hidup dengan pengamalan dan pengalaman kemanusiaan universal. Berikut ini dikemukakan secara sepintas beberapa diantaranya.
Pertama, ibadah haji dimulai dengan niat sambil menanggalkan pakaian biasa dan mengenakan pakaian ihram. Tak dapat disangkal bahwa pakaian menurut kenyataannya dan juga menurut al-Qur’an berfungsi sebagai pembeda antara seseorang atau sekelompok dengan lainnya. Pembedaan tersebut dapat mengantar kepada perbedaan status sosial, ekonomi atau profesi. Pakaian juga dapat memberi pengaruh psikologis pada pemakainya. Di Miqat Makany di tempat dimana ritual ibadah haji dimulai, perbedaan dan pembedaan tersebut harus ditanggalkan. Semua harus memakai pakaian yang sama. Pengaruh-pengaruh psikologis dari pakaian harus ditanggalkan, hingga semua merasa dalam satu kesatuan dan persamaan. “Di Miqat ini ada pun ras dan sukumu lepaskan semua pakaian yang engkau kenakan sehari-hari sebagai serigala (yang melambangkan kekejaman dan penindasan), tikus (yang melambangkan kelicikan), anjing (yang melambangkan tipu daya), atau domba (yang melambangkan penghambaan). Tinggalkan semua itu di Miqat dan berperanlah sebagai manusia yang sesungguhnya. [2]
Di Miqat dengan mengenakan dua helai pakaian berwarna putih-putih, sebagaimana yang akan membalut tubuhnya ketika ia mengakhiri perjalanan hidup di dunia ini, seorang yang melaksanakan ibadah haji akan atau seharusnya dipengaruhi jiwanya oleh pakaian ini. Seharusnya ia merasakan kelemahan dan keterbatasannya, serta pertanggungjawaban yang akan ditunaikannya kelak di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Yang disisi-Nya tiada perbedaan antara seseorang dengan yang lain, kecuali atas dasar pengabdian kepada-Nya.
Kedua, dengan dikenakannya pakaian ihram, maka sejumlah larangan harus diindahkan oleh pelaku ibadah haji. Seperti jangan menyakiti binatang, jangan membunuh, jangan menumpahkan darah, jangan mencabut pepohonan. Mengapa? Karena manusia berfungsi memelihara makhluk-makhluk Tuhan itu, dan memberinya kesempatan seluas mungkin mencapai tujuan penciptaannya. Dilarang juga menggunakan wangi-wangian, bercumbu atau kawin, dan berhias supaya setiap haji menyadari bahwa manusia bukan hanya materi semata-mata bukan pula birahi. Hiasan yang dinilai Tuhan adalah hiasan rohani. Dilarang pula menggunting rambut, kuku, supaya masing-masing menyadari jati dirinya dan menghadap pada Tuhan sebagaimana apa adanya.
Ketiga, Ka’bah yang dikunjungi mengandung pelajaran yang amat berharga dari segi kemanusiaan. Di sana misalnya ada Hijr Ismail yang arti harfiahnya pangkuan Ismail. Di sanalah Ismail putra Ibrahim, pembangun Ka’bah ini pernah berada dalam pangkuan Ibunya yang bernama Hajar, seorang wanita hitam, miskin bahkan budak, yang konon kuburannya pun di tempat itu, namun demikian budak wanita ini ditempatkan Tuhan di sana atau peninggalannya diabadikan Tuhan, untuk menjadi pelajaran bahwa Allah swt memberi kedudukan untuk seseorang bukan karena keturunan atau status sosialnya, tapi karena kedekatannya kepada Allah swt dan usahanya untuk menjadi hajar atau berhijrah dari kejahatan menuju kebaikan, dari keterbelakangan menuju peradaban.
Keempat, setelah selesai melakukan thawaf yang menjadikan pelakunya larut dan berbaur bersama manusia-manusia lain, serta memberi kesan kebersamaan menuju satu tujuan yang sama yakni berada dalam lingkungan Allah swt dilakukanlah sa’i. Di sini muncul lagi Hajar, budak wanita bersahaja yang diperistrikan Nabi Ibrahim itu, diperagakan pengalamannya mencari air untuk putranya. Keyakinan wanita ini akan kebesaran dan kemahakuasaan Allah sedemikian kokoh, terbukti jauh sebelum peristiwa pencaharian ini, ketika ia bersedia ditinggal (Ibrahim) bersama anaknya di suatu lembah yang tandus, keyakinannya yang begitu dalam tak menjadikannya samasekali berpangku tangan menunggu turunnya hujan dari langit, tapi ia berusaha dan berusaha berkali-kali mondar-mandir demi mencari kehidupan. Hajar memulai usahanya dari bukit Shafa yang arti harfiahnya adalah “kesucian dan ketegaran” [3] –sebagai lambang bahwa mencapai kehidupan harus dengan usaha yang dimulai dengan kesucian dan ketegaran– dan berakhir di Marwah yang berarti “ideal manusia, sikap menghargai, bermurah hati dan memaafkan orang lain” [4].
Adakah makna yang lebih agung berkaitan dengan pengamalan kemanusiaan dalam mencari kehidupan duniawi melebihi makna-makna yang digambarkan di atas? Kalau thawaf menggambarkan larutnya dan meleburnya manusia dalam hadirat Ilahi, atau dalam istilah kaum sufi al-fana’ fi Allah maka sai’ menggambarkan usaha manusia mencari hidup –yang ini dilakukan begitu selesai thawaf– yang melambangkan bahwa kehidupan dunia dan akhirat merupakan suatu kesatuan dan keterpaduan. Maka dengan thawaf disadarilah tujuan hidup manusia. Setengah kesadaran itu dimulai sa’i yang menggambarkan, tugas manusia adalah berupaya semaksimal mungkin. Hasil usaha pasti akan diperoleh baik melalui usahanya maupun melalui anugerah Tuhan, seperti yang dialami Hajar bersama putranya Ismail dengan ditemukannya air Zamzam itu.
Kelima, di Arafah, padang yang luas lagi gersang itu seluruh jamaah wuquf (berhenti) sampai terbenamnya matahari. Di sanalah mereka seharusnya menemukan ma’rifat pengetahuan sejati tentang jati dirinya, akhir perjalanan hidupnya, serta di sana pula ia menyadari langkah-langkahnya selama ini, sebagaimana ia menyadari pula betapa besar dan agung Tuhan yang kepadaNya bersimpuh seluruh makhluk, sebagaimana diperagakan secara miniatur di padang tersebut. Kesadaran-kesadaran itulah yang mengantarkannya di padang ‘arafah untuk menjadi ‘arif atau sadar dan mengetahui. Kearifan apabila telah menghias seseorang, maka Anda akan, menurut Ibnu Sina, “Selalu gembira, senyum, betapa tidak senang hatinya telah gembira sejak ia mengenal-Nya, … di mana-mana ia melihat satu saja, … melihat Yang Maha Suci itu, semua makhluk di pandangnya sama (karena memang semua sama, … sama membutuhkan-Nya). Ia tak akan mengintip-ngintip kelemahan atau mencari-cari kesalahan orang, ia tidak akan cepat tersinggung walau melihat yang mungkar sekalipun karena jiwanya selalu diliputi rahmat dan kasih sayang.
Keenam, dari Arafah para jamaah ke Mudzdalifah mengumpulkan senjata menghadapi musuh utama yaitu setan, kemudian melanjutkan perjalanan ke Mina dan di sanalah para Jamaah haji melampiaskan kebencian dan kemarahan mereka masing-masing terhadap musuh yang selama ini menjadi penyebab segala kegetiran yang dialaminya.
Demikianlah ibadah haji merupakan kumpulan simbol-simbol yang sangat indah, apabila dihayati dan diamalkan secara baik dan benar, maka pasti akan mengantarkan setiap pelakunya dalam lingkungan kemanusiaan yang benar sebagaimana dikehendaki Allah.
Oleh : M. Quraish Shihab
CATATAN KAKI
1. Lihat Abbas Mahmud al-Aqqad dalam Al-’Aqaid Wa al-mazahib, Dar al-Kitab al-Arabi, Beirut 1978, h. 12-15.
2. Lihat lebih jauh Ali Syariati dalam Haji, penterjemah Anas Mahyuddin, Pustaka Bandung, 1983, h. 12.
3. Lihat al-Qurthuby dalam Tafsirnya al-jami’li Ahkam al-Qur’an, Dar al-Kitab al-Arabi, Cairo 1967, Jilid 11, h. 180.
4. Lihat Abdul Halim Mahmud, Al-tafkir al-falsafi fi ‘l-Islam, Dar al-Kitab al-Arabi, Beirut, 1982. h. 430.
Sumber:Mitra-Haji.com adalah Web Marketing Untuk Pendaftaran Online
Agen Biro Perjalanan Umroh dan Haji Plus PT. Arminareka Perdana

Selasa, 13 September 2011

5 Etika dan Aturan Facebook yang Wajib Diketahui

etika_facebook_3Facebook adalah berkah bagi banyak orang. Anda dapat dengan mudah dan cepat tetap terhubung dengan teman dan keluarga, mencari teman lama, membina hubungan baru dan jaringan kerja yang profesional. Hanya ada satu masalah: etika Facebook tidak terlalu jelas dalam sopan santun di dunia nyata. Bahkan, navigasi situasi sosial di dunia maya ini dapat benar-benar rumit.
Yang dibutuhkan adalah tetap untuk menghindari kecerobohan di Facebook, bagaimanapun juga walaupun sedikit kesalahan yang Anda lakukan tetap saja akan berimbas kepada hal yang kurang baik. Lihat panduan ini untuk etika Facebook berikut ini:

1. Tulis pesan pribadi ketika membuat permintaan teman

Jika Anda belum bicara dengan orang dalam beberapa tahun, kemungkinan ia tidak mungkin ingat Anda, kata Linda Fogg Phillips, seorang ahli media sosial dan penulis Facebook untuk Orangtua. Gunakan pesan singkat yang menempatkan Anda dalam konteks, seperti, “Lama gak ketemu sejak sekolah dulu, apa kabar kamu sekarang?. ”
Jika ingin menemui seseorang yang belum pernah ketemu sebelumnya lakukan kirim pesan terpisah sebelum membuat permintaan teman. Jika tidak, Anda bisa tampak mengganggu, belum lagi lancang, dan mereka mungkin mengabaikan Anda. Dalam pesan tersebut, menjelaskan siapa diri Anda, fasilitas teman bersama yang biasanya muncul akan sangat membantu hal tersebut. Tunggulah respon sebelum mengirim permintaan teman.

2. Jangan menjadi Cerewet

Boleh saja untuk melampiaskan dan simpati Anda di Facebook, tetapi jika Anda membuatnya menjadi kebiasaan rutin, teman Anda akan bosan dengan ocehan Anda. Sebaliknya, tetap bersikap positif dan menahan diri ketika marah. Dengan begitu, Anda tidak akan menyesal telah mengoceh online. Jika terlanjur, Anda bisa saja menghapus suatu posting, tetapi Anda tidak dapat menghapus kata-kata dari pikiran orang-orang yang sudah membacanya.

etika_facebook3. Membuat dan mengelola daftar teman

Fungsi daftar teman adalah salah satu alat Facebook terbaik. Hal ini memungkinkan Anda untuk memilih yang melihat posting tertentu, sehingga Anda dapat mengaturnya sehingga hanya teman-teman kuliah Anda melihat foto-foto pesta ulang tahun, tahun baru, lebaran dan acara-acara khusus lainnya. Sangat disarankan menciptakan sebuah daftar teman-teman terdekat Anda dan keluarga. Kemudian, membuat sebuah keluarga besar atau daftar teman, daftar kontak kerja dan sebagainya. Teman dapat menjadi bagian dari lebih dari satu daftar.

4. Jangan pernah membuat Facebook sebagai kontes popularitas

Apakah Anda benar-benar membutuhkan, atau inginkan lebih dari 1000 teman? Penelitian telah menunjukkan bahwa orang hanya bisa mengelola sekitar 150 hubungan dalam kehidupan mereka, baik tatap muka atau online. Anda menolak permintaan dari seseorang yang tidak membuat Anda ingin berteman atau mengabaikannya. Jika Anda menolak, dia bisa mengirimnya lagi nanti. Jangan khawatir tentang menyinggung dirinya, karena kebanyakan orang mengirim permintaan teman, kemudian lupa tentang mereka, mereka mungkin bahkan tidak melihat Anda tidak merespons.

5. Selalu berhati-hati terhadap apa yang Anda posting

Hal ini mungkin kelihatannya sepele, namun kesalahan posting akan berakibat fatal jika tidak dipikirkan matang-matang. Tampak jelas bahwa banyak orang-orang yang ingin diperhatikan di Facebook dengan cara menuliskan sesuatu yang berbau kontroversi. Hal itu bisa membuat Anda terpancing untuk meresponnya, ingat bahwa sekarang sudah ada lembaga pemantau lengkap dengan Undang-undangnya yang mengatur konten yang layak dan tidak dipertontonkan di Internet. Banyak kasus sepele bisa berakibat Anda dimeja hijaukan karena kesalahan posting, menghina orang lain hingga tindak kekerasan virtual.
Ketika orang mengalami masalah dengan etika ketika menggunakan Facebook, itu biasanya karena mereka telah mengambil kebebasan mereka yang tidak mungkin didapat dalam kehidupan nyata alias pelampiasan. Gunakan selalu akal sehat untuk berinteraksi dengan banyak orang di Facebook karena media ini sudah layaknya sebagai sebuah negara tanpa kepala negara.
referensi:sejutaBlog.com

Jumat, 26 Agustus 2011

MISTERI KESAKSIAN MATI SURI


Kesaksian warga Bengkalis yang
Mati Suri dalam temu Alumni ESQ
"Menyaksikan orang disiksa
dan ingin kembali ke Dunia"
Pengalaman mati suri yang dialami Aslina,telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar Doktor Filsafat dari Universitas Virginia Dr. Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin kembali ke dunia. Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legian Sugimin yang mengutip Al-Qur’an menjelaskan, orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr. Raymond.
Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut, dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.
Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun, tubuhnya terbakar api, sehingga harus menjalani operasi dua kali.
Menjelang usia saat SMA, ia termakan racun. Oleh sebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada usia 20 tahun, ia terkena penyakit gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok tersebut, maka pada hari Jumat, 24 Agustus 2006, Aslina menjalani cek up atas penyakit gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan, penyakitnya diambang batas sehingga belum bisa di operasi.
"Kalau dioperasi, maka akan terjadi pendarahan," jelas Rustam. Oleh karena itu, Aslina hanya diberi obat, namun kondisinya tetap lemah. Malamnya, Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke MMC sekitar jam 12 malam itu juga. Ia dimasukkan ke ruang gawat darurat (UGD). Saat itu, detak jantungnya dan nafasnya sesak, lalu ia dibawa keluar UGD masuk ke ruang perawatan.
"Aslina seperti orang mabuk (menjelang sakaratulmaut). Lalu, saya ajarkan kalimat Toyibbah dan Syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya, Aslina menghembuskan nafasnya yang terakhir," ungkapnya.
Aslina Memberikan Kesaksian
Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiannya :
"Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur," begitu ia mengawali kesaksiannya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Mutiara Merdeka, Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Besar Muhammad S.A.W. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketaqwaan sebelum mati datang.
"Saya telah merasakan mati," ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutnya, terlalu sakit mati itu.
Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari dagingnya, dikoyak bahkan lebih sakit lagi. "Terasa Malaikat mencabut nyawa dari kaki kanan saya," tambahnya.
Disaat itu ia sempat diajarkan pamannya kalimat Toyibbah. "Saat di ujung nafas, saya berdzikir," ujarnya.
"Sungguh sakitnya Pa, Bu," imbuhnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.
Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan disekelilingnya ada dokter, pamannya, dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua Malaikat serba putih mengucapkan Assalamu’alaikum kepada ruh Aslina.
"Malaikat itu besar. Kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar," ujar Aslina menceritakan pengalaman matinya. Lalu Malaikat itu bertanya :"Siapa Tuhanmu, apa Agamamu, dimana kiblatmu, dan siapa nama orangtuamu?".
Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. "Tak ada teman kecuali ama,l" tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau. Seperti pengakuan pamannya. Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu, ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang Muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang di temani oleh sesosok yang mukanya berkudis, badan berbulu, dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itu, adalah amal buruk dari orang tersebut.
Aslina melanjutkan. "Bapak, Ibu, ingatlah mati !". Sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang Malaikat.
Saat ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil Malaikat itu dengan dengan "Ayah". "Wahai ayah, bisakah saya bertemu dengan ayah saya," tanyanya.


Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata :"Wahai ayah, janji saya telah sampai".
Mendengar ucapanku itu, ayah saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina, "Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu". Ruh Aslina pun menjawab,"Saya tidak bisa pulang, karena janji telah sampai".
Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin, bahwa alam barzah dan akhirat itu memang benar benar ada. "Alam barzah, akhirat, syurga, dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal," ujarnya bak seorang pendakwah.
Aslina Bertemu dengan Orang-orang Aneh
Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya, ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, Aslina bertemu dengan perempuan yang beramal saleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina di bawa ke kursi yang empuk dan didudukan di kursi yang empuk tersebut. Disebelahnya, terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu,"Siapa kamu?," Lalu perempuan itu menjawab, "Akulah (amal)kamu."
Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelusuri lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana, ia melihat seorang laki- laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya di rantai ke bahu, pakaiannya tercabik-cabik, dan baunya menjijikan.
Ruh Aslina bertanya kepada amalnya,"Siapa manusia itu?," amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.
Lalu dilihatnya orang yang kulit dan dagingnya dilepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya ke orang tersebut. Amalnya mengatakan, bahwa manusia tersebut tidak pernah shollat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah yang suka berzina. Tampak juga orang saling membunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.
Dilihatkan juga kepada ruh Aslina orang yang di tusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus di dadanya, dan berlumuran darah, orang tersebut menjerit tapi tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya dan di jawab, bahwa orang tersebut adalah orang yang suka membunuh juga.
Ada juga orang yang di hempaskan di tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika didunia.
Ruh Aslina di Alam Gelap
Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap kelam, dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada di sisinya tidak tampak.
Tiba tiba muncul suara orang berucap :”SubhanAllah, Allhammdulillah dan Allahu Akbar”. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu dilehernya. Kalung itu ternyata tasbeh yang memiliki butiran 99 biji.
Perjalanan berlanjut, Aslina melihat tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya. Di belakang tepak itu terdapat gambar Ka’bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab, tepak tersebut adalah Husnul Khotimah (husnul Khatimah secara literlegh berarti akhir yang baik, yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya berbuat baik.
Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan adzan seperti adzan di mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya,"Saya mau Shalat." Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. "Saya pun bertayamum, saya shalat seperti yang di lakukan orang-orang di alam dunia," ungkap Aslina.
Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Di makam tersebut, batangan-batangan emas di dalam tepak "husnul khotimah" itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu berbicara kepada Aslina,"Tolong, kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di depan Allah".
Selanjutnya, Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata,"Cepatlah kiamat ! Aku tak tahan lagi di sini Ya Allah !". Manusia-manusia itu juga memohon,"Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal”.
Begitulah diantara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruh-nya saat ia mati suri. Dalam kesaksiannya, ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal saleh, serta tidak melanggar aturan dan perintah Allah.
Setelah kesaksian Aslina, instruktur pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat licensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu methode pelatihan ESQ) menjelaskan, bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri, pernah diteliti ilmuwan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin diantara alumni ESQ yang hadir pada saat itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.
"Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua,"ujarnya.
Legisan menjelaskan, penelitian oleh Dr. Raymond A Moody Jr, tentang mati suri. Raymond mengemukakan, orang mati suri itu dibawa ke lorong waktu, dan di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya.Dan diakhiri pengakuan orang mati suri itu berkata :"Dan aku ingin, agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya".
Menanggapi kesaksian Aslina, yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal, serta penelitian Raymond yang menyebutkan, "aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya". Legisan mengutip ayat Al Qur’an Surat Al-Mu’minun (23) ayat 99-100:
Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:"Ya ,Allah kembalikanlah aku (kedunia)." (99) agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan (100)”.
Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga surat Az-Zumar ayat 39 :
"Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)".
Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasihat dari Legisan, instruktur ESQ itu menyarankan, agar Aslina senantiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiannya saat mati suri kepada masyarakat, agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan larangan-Nya.
Semoga para pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksian tersebut.
NB : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmah-Nya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan ke hadapan ILAHI.
(Artikel ini saya dapatkan dari kiriman sahabat saya )
Catatan : Kepada thoyes@yahoo.co.id, Mohon maaf apabila artikel yang Anda kirimkan tentang Kesaksian Mati Suri baru ditampilkan.
Sumber:satimterus.blogspot.com
Lalu muncul-lah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya.

Menyelusuri Lailatul Qadar







                         
                     
                      Illustrasi
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar, Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran Malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah Malam (yang berkat) itu hingga terbit fajar!”
(Quran, Al-Qadr 97: 1-5)
Menjadi rebutan diwaktu 10 malam terakhir
Lebih baik daripada 1000 bulan? Kenapa ya Lailatul Qadar itu diberikan?
Rasulullah sayang akan umatnya. Lailatul qadar diberikan kepada umat Nabi Muhammad S.A.W atas sebab kita ini tidak punya masa yang panjang seperti umat terdahulu untuk beribadah sebenarnya. Mesti ramai yang tahu umat Islam terdahulu hidup beratus-ratus tahun berbanding dengan kita sekarang tetapi istimewanya kita diberikan satu malam yang penuh rahmat. 2 imam besar ada menghuraikan dengan ringkas mengapa terjadinya Lailatul Qadar.
Imam Malik,
Rasulullah melihat bahawa umur umatnya tidak sepanjang umat sebelum mereka, baginda bermohon kepada Allah memberikan peluang di mana umatnya supaya dapat beramal dengan yang nilainya sama dengan amalan umat sebelum mereka
Imam Al-Qurtubi,
Rasulullah diperlihatkan kepadanya usia umat terdahulu, maka Baginda berasa usia umatnya terlalu pendek hingga tidak mungkin dapat mencapai amal seperti yang diraih oleh umat terdahulu yang usianya panjang. Purata usia umat Muhammad antara 60 hingga 70 tahun menurut maksud satu hadis Rasulullah. Sebab itu Allah menawarkan malam al-Qadar yang mempunyai nilai pahala seribu bulan kepada Rasulullah, para sahabat malah kepada seluruh umat baginda s.a.w.
Lihat balik hujah imam besar tersebut jelas menunjukkan kasihnya Rasulullah kepada umatnya dan begitu besar rahmat Allah S.W.T kepada kita dengan pemberian Lailatul Qadar. Bila kita reflek balik,kasihnya kita kepada Nabi Muhammad S.A.W bagaimana pula?
Manusia itu seorang yang lupa. Tidak pernah lari daripada melakukan dosa dan yelah bila seronok akan sesuatu ditambah dengan nafsu mana mungkin kita tak lalai dengan keseronokan. Pada waktu inilah di malam qadar perlu dicari dan dipenuhi dengan ibadah-ibadah khusus dan umum untuk membersihkan diri. Kekuatan pun perlu ada kan,kalau tak iya-iya tak menjadi juga nak lakukan ibadah dengan kesungguhan. Doa itu penghubung antara makhluk dan penciptanya secara terus demi mengharap keampunan-Nya. Moga doa itu dimakbulkan pada waktu Lailatul Qadar dan diri diberikan hidayah dan petunjuk yang lebih luas lagi. Hidup oh hidup, kadangkala kita buntu seketika dengan apa yang kita lalui dalam kehidupan ni.
Bila Berlakunya Lailatul Qadar dan Kenapa Ia Menjadi Rahsia
Dari apa yang aku tahu tidak ada waktu yang khusus bila akan berlakunya Lailatul Qadar setiap tahun kerana waktunya berbeza-beza. Waktu sekolah dulu pun bila bercerita tentang Lailatul Qadar cikgu hanya menyatakan ia berlaku pada 10 malam terakhir Ramadan. Ya,itu kenyataan umum yang semua orang sedia maklum waktu lailatul qadar. Salah satu dalil kukuh mengenai 10 malam terakhir ialah hadis dari Aisyah yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari,
“Carilah sedaya-upaya kamu Lailatul Qadar itu pada sepuluh malam ganjil pada akhir Ramadan.”
Menurut Imam Nawawi pula giliran malam Lailatul Qadar berubah setiap tahun bermaksud kalau tahun ini jatuh pada malam 29 Ramadan tahun depan berbeza waktunya. Ibn Hazm pula berpendapat Lailatul Qadar jatuh sama ada pada malam 21, 23, 25, 27 atau 29 Ramadan. Satu lagi pendapat ulama menyatakan Lailatul Qadar ialah pada malam ke 27 Ramadan berdasarkan hadis Rasulullah daripada Ubai bin Ka’ab diriwayatkan oleh Tarmizi, hadis dari Mu’awiyah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud,”Saya mendengar Rasulullah bersabda carilah Lailatul Qadar itu pada malam 27.”
Apa yang pasti malam takdir ini berlaku pada 10 malam terakhir Ramadan dan ia dirahsiakan kerana keikhlasan kita. Jika kita tahu bila secara tepatnya waktu Lailatul Qadar ini pasti ada yang akan hanya beribadah pada malam tersebut sahaja dan tidak dimalam-malam lainnya. Keikhlasan dalam mencari rahmat itu penting supaya tidak hanya untuk kepentingan diri sahaja. Kadangkala masyarakat tersilap tafsir dengan menanti tanda-tanda pelik waktu Lailatul Qadar barulah mula hendak berdoa. Apa pun setiap malam di bulan Ramadan ada rahsia dah barakahnya tersendiri. Kiranya setiap malam itu amat bermakna
Jadi kalau mana yang tengah membuat pesiapan raya elok habiskan segera dan menghargai kedatangan Lailatul Qadar ini sebaiknya. Tahun ini sempat kita berpuasa, tahun depan belum tentu berjumpa lagi dengan Ramadan berikutnya. Umur sampai bila pun kita tak tahu. Sama-samalah perbanyakkan ibadah, memohon keampunan dan berdoa agar diberi kekuatan dalam hidup yang setiap hari penuh mencabar ini. Aku pun harap diri sendiri tak lupa,bila tulis entri mengajak ke arah kebaikan harapnya yang menulis ini pun turut cuba melakukan kebaikan tersebut. Sedikit perkongsian ringkas harap bermanfaat.
Sumber:www.izwanyosof.com

Cimanuk, Gugusan Sejarah yang Terputus

                                   Sungai Cimanuk Indramayu
Kompas (11/11/09) memuat tulisan tentang pelabuhan Cimanuk yang ditulis Litbang Kompas. Meski disajikan secara sekilas, tulisan itu setidaknya memiliki beberapa makna: Mengingatkan betapa pentingnya peran pelabuhan Cimanuk sejak abad ke-16, bagaimana terjadinya nama-nama desa di sekitarnya, dan akulturasi yang terjadi antara pedagang Arab, India, dan Cina dengan masyarakat pribumi.


Pengelana Portugis, Tome Pires (1513) mencatatnya sebagai pelabuhan kedua terbesar setelah Sunda Kelapa, di antara empat pelabuhan lainnya yang dikuasai Kerajaan Sunda (abad ke-8 – ke-17). Peta Pulau Jawa dalam buku Da Asia, Decada IV (Barros, ed. Joao Baptista Lavanha: 1615)
Pada masa itu, badan Sungai Cimanuk cukup lebar sehingga dapat dilalui kapal dari lepas pantai hingga menuju pusat kota di Desa Dermayu. Lokasi pelabuhan diperkirakan terletak di Kecamatan Pasekan. Di wilayah ini terdapat tiga desa yang merujuk pada kegiatan pelabuhan. Desa Pabean berasal dari kata bea yang berarti pajak atau cukai. Desa Pagirikan berasal dari kata girik yang merujuk pada surat izin keluar masuk daerah pelabuhan. Desa Pasekan berasal dari pasek yang berarti penyimpanan barang bongkar muat kapal. Maraknya kegiatan pelabuhan meluas hingga Desa Paoman, Kecamatan Indramayu. Paoman berasal dari kata omah yang merupakan perumahan para pegawai Pabean.
 
Akulturasi
 
Jika merujuk pada budaya air --yang salah satunya adalah sungai sebagai magnet kehidupan--  Cimanuk  bahkan menggerakkan roda ekonomi, sosial, budaya, dan pemerintahan. Komunitas pecinan terbentuk di sebelah timur sungai Cimanuk, disertai dengan artefak pendukungnya, seperti rumah-rumah berarsitektur Cina, gudang beras dan garam, kelenteng, gereja, dan sekolah misi zending. Tahun 1678, menurut babad Dermayu, seorang Tionghoa menjadi syahbandar pelabuhan. Buku Silang Budaya Tiongkok Indonesia (Prof. Kong Yuanzhi) menyebut Gereja Kristen Indonesia (GKI) Indramayu adalah geraja pertama di Indonesia yang didirikan oleh jemaat Tionghoa tahun 1830.
 
Di sebelah barat maupun timur sungai Cimanuk, terdapat perkampungan Arab, dengan hiruk-pikuk perdagangan khas, seperti minyak wangi, karpet, hingga meubeler. Di sebelah barat pula, konon pada abad ke-16, dibangun pusat pemerintahan pertama oleh Wiralodra dan mesjid tertua di Indramayu yang terletak di Desa Dermayu.
 
Oleh karena faktor alam, pusat pemerintahan  itu dipindahkan ke sebelah barat. Pemindahan itu juga disertai dengan gedung-gedung lainnya yang mencirikan Indramayu sebagai kota Islam di Jawa. Ciri-ciri itu antara lain alun-alun berada di depan pendopo/pusat pemerintahan, sebelah barat adalah mesjid agung, sebelah timur merupakan kantor pengadilan dan penjara, sebelah utara sangat mungkin pasar dan stasiun kereta api. Pada zaman penjajahan Belanda, kantor Assisten Residen juga didirikan di sebelah barat Cimanuk, kini termasuk Desa Penganjang.
 
Akulturasi berbagai bangsa dan masyarakat pribumi hingga kini berjalin tanpa ada konflik. Warna-warni itu seperti mengerucut pada kultur yang men-Dermayu. Hal ini sangat tampak pada penguasaan dan kebiasaan penggunaan bahasa Cerbon-Dermayu dengan dialek khasnya.
 
Tinggal kenangan
 
Fakta-fakta arkeologis sebagai benda cagar budaya, sebagian kini tak terawat atau hancur. Kebesaran pelabuhan Cimanuk dan sungainya bahkan tinggal kenangan. Bekas pelabuhan tak tersisa. Gudang beras dan garam terbengkalai. Mesjid tertua di Desa Dermayu sudah direnovasi secara modern. Stasiun kereta api disulap menjadi salon kecantikan. Patok kayu bekas penambat kapal di belakang mesjid agung, entah siapa yang mencabutnya. Gedung Assisten Residen tak terurus. Alun-alun kota, salah satu icon kota Islam-Jawa dan  sebagai ruang interaksi sosial-budaya, kini dipagar seperti benteng. 
 
Makam Arya Wiralodra, pendiri Indramayu,  di tepi barat sungai Cimanuk atau blok Krapyak Sindang, baru selesai dipugar. Tinggalan arkeologi berupa fondasi lama  yang ditandai dengan batu-bata berukuran tiga kali lebih besar daripada batu-bata model sekarang, justru dibuang dan diganti fondasi baru.
 
Sangat dikhawatirkan apabila banyak bangunan lama dibongkar atau direnovasi dengan arsitektur baru, maka sejarah kota tersebut juga akan hilang. Kota yang tidak lagi memiliki monumen bangunan lama adalah kota yang tidak memiliki lagi sejarahnya, yang kehilangan jatidirinya, akar sejarahnya telah tercerabut hilang. Yang ada sekarang, seakan-akan kota baru yang didirikan dalam masa kekinian.
 
Memang jatuhnya Kerajaan Sunda pada tahun 1579, pelabuhan dikuasai Cirebon, kemudian jatuh ke tangan Belanda pada abad ke-17. Fakta sejarah juga menujukkan peran pelabuhan surut, saat Jalan Raya Pos dan jalur kereta api membuat pengangkutan barang lebih banyak melalui jalan darat. Pelabuhan makin terbengkalai ketika pecah Perang Dunia II (1938-1945) dan perang revolusi kemerdekaan (1945-1950). 
 
Pelabuhan itu lenyap sama sekali, bahkan sungai Cimanuk yang membelah kota Indramayu juga ”dimatikan” pada dekade 1980. Cimanuk dianggap penyebab banjir bagi kota Indramayu pada musim hujan, Cimanuk juga dianggap pemisah wilayah kota dengan sebelah baratnya, bahkan Cimanuk dianggap tak mendukung estetika kota. Solusinya saat itu adalah aliran dibelokkan menuju laut lepas, menghindari kota Indramayu.
 
Tak seperti sungai Musi bagi Palembang atau sungai Chao Praya di Bangkok yang disikapi sebagai tinggalan sejarah dan diolah menjadi aset wisata, Cimanuk dibunuh dan menemui ajalnya. Diputusnya aliran Cimanuk ke kota Indramayu tak hanya menandakan putusnya gugusan sejarah. Lebih dari itu secara ekologi, sungai itu tak bersahabat lagi. Nyamuk amat suka berdiam, bercengkerama, bertelur, dan berkembang-biak di genangan bekas sungai bersejarah itu.
Sumber:Penulis,SUPALI KASIM, peminat sejarah, mantan Ketua Dewan Kesenian Indramayu
Via ,WWW.salakanegara.com

Kamis, 07 April 2011

Ajaklah Hatimu Bicara !

• Ketika dirimu gelisah...
Sentuhlah hatimu dgn lantunan ayat2 cinta dalam kitab suci Al-qur'an.

• Ketika kau lemah...
Rangkum kembali makna-makna kebersamaan
bersama saudara-saudaramu agar saling menguatkan.

• Ketika kau lelah dan mulai putus asa...
Maka Allah swt akan tersenyum padamu...
YAKINLAH tiada usaha halal yg sia-sia.

• Ketika peluh & kerja tak dihargai...
Maka ingatlah saat itu kita sedang belajar tentang KETULUSAN.

• Ketika usaha keras kita dinilai sia-sia oleh orang lain...
Maka saat itu kita sedang memaknai KEIKHLASAN.

• Ketika hati terluka dalam karena tuduhan atas hal yang tak pernah kita lakukan...
Maka saat itu kita sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

• Ketika lelah mendera & kecewa menerpa...
Maka saat itu kita sedang belajar memaknai tentang arti KESUNGGUHAN.

• Ketika sepi menyergap & sendiri membulat dalam keramaian...
Maka saat itu kita sedang memberi makna tentang KETANGGUHAN.

• Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tak perlu kita tanggung,
Maka saat itu kita sedang belajar tentang KEMURAHHATIAN.

• Bersama kesulitan ada kemudahan...Bersama Kesulitan ada kemudahan...
Jangan pernah merugikan & menyakiti org lain.
Allah maha meliihat & mendengar rintihan hatimu: BERDOALAH.

• Tetap semangat, sabar, tersenyum...
Dan Terus belajar..!! Karena kamu sedang menimba ilmu di Universitas KEHIDUPAN!

• Dia menaruhmu di tempat yang sekarang, bukan karena kebetulan..!!
Ada maksud yg TERINDAH di setiap rencanaNya..!! Bergembiralah !!

Oleh : Kata-kata Hikmah



http://kata2-hikmah-ofa.blogspot.com/2011/04/ajaklah-hatimu-bicara.html
http://kata2hikmah0fa.wordpress.com/2011/04/06/ajaklah-hatimu-bicara/

Cbox