Selasa, 26 Oktober 2010

Investor Belanda Minati Pelabuhan Internasional Cilamaya

BANDUNG, KOMPAS.com - Investor asal Belanda berminat menanamkan modalnya dalam pembangunan Pelabuhan Internasional Cilamaya di Kabupaten Karawang. Investor dari negara lain, seperti Korea Selatan, Jepang, dan Malaysia, pun mulai melirik proyek pelabuhan yang konstruksinya ditaksir menelan biaya Rp 6 triliun itu.

"Namun, PT Eurocor telah mengajukan dokumen usulan serta proposal perencanaan yang paling lengkap dan menjanjikan," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jawa Barat Deny Juanda di sela-sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan Jabar 2010, Rabu (14/4) di Bandung.

PT Eurocor merupakan konsorsium perusahaan Eropa yang sejak 2008 bekerja sama dengan sejumlah perusahaan Belanda dan melirik kawasan Cilamaya sebagai daerah yang berpotensi dijadikan pelabuhan.

Perusahaan itu telah membuat presentasi seminar dan dokumen perencanaan pembangunan hingga ke bentuk tiga dimensi pelabuhan.

Meski demikian, usulan itu baru menjadi bahan kajian karena tender pembangunan konstruksi proyek belum dibuka.

Deny mengatakan, investor dari dalam dan luar negeri yang berminat pada proyek Pelabuhan Cilamaya harus mengikuti tender. Keharusan tender diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2010 tentang kerja sama pemerintah dalam penanganan investasi bidang infrastruktur.

Saat ini proyek Pelabuhan Cilamaya baru pada tahap studi kelayakan (feasibility study/FS). Ke depan, pelabuhan ini ditargetkan menjadi salah satu alternatif bagi Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta yang dinilai sudah terlalu padat untuk keperluan ekspor dan impor.

Ditemui terpisah, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan menegaskan, surat izin pengelolaan dari pemerintah pusat untuk Pelabuhan Cilamaya telah turun. Namun, ia menolak memberikan keterangan lebih jauh tentang hal ini. "Surat izin prinsip sudah ada. Tetapi, untuk kelanjutan proyek ini, nanti saja kalau sudah ada kepastian," katanya.

Proyek pelabuhan ini sempat mandek karena studi kelayakannya belum disetujui pemerintah pusat. "Untuk kelanjutan proyek ini bisa memakai hasil FS yang lama atau membuat FS baru. Bisa juga FS yang baru melengkapi hasil FS lama," katanya.

Kawasan industri

Pelabuhan Cilamaya akan dilengkapi kawasan industri terpadu dengan luas total 300 hektar. Untuk pembangunan ini, lanjut Deny, Pemerintah Provinsi Jabar telah membuat kesepakatan dengan Pemerintah Kabupaten Karawang soal akses ke pelabuhan dan kawasan industri.

Area pertanian berupa sawah di sekitar lokasi yang diproyeksikan sebagai kawasan Pelabuhan Cilamaya diupayakan tidak diganggu. Sebab, kawasan pertanian itu penting bagi kelangsungan hidup petani dan Karawang merupakan salah satu lumbung padi Jabar. "Solusinya, jalan akses yang dibangun berupa jalan layang melintasi persawahan sehingga tak mengganggu pertanian," ujar Deny.

Kepala Dinas Perhubungan Jabar Dicky Saromi menambahkan, pihaknya tengah berusaha agar Kementerian Perhubungan memberikan dukungan dan perizinan untuk pembangunan Cilamaya. Kementerian Perhubungan belum menyatakan persetujuan, setidaknya secara lisan.

Karena itu, menurut Dicky, pemerintah pusat belum menyatakan akan memberi bantuan untuk pembangunan Cilamaya. Saat ini pihak Jepang sedang melakukan studi terhadap rencana pelabuhan itu. Studi diharapkan selesai sebelum akhir 2010.  (Rini Kustiasih/Dwi Bayu Radius/KOMPAS Cetak Lembar Daerah Jawa Barat)
Sumber:kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cbox